Jihan nyabut kunci dari motor Bangchan lalu ngamatin hotel yang ada di depannya. Agak lama dia diam disana. Setidaknya sampai menit kelima barulah cewek itu turun dari motor lalu masuk ke dalamnya.
Seperti hotel mewah kebanyakan, Jihan tidak bisa masuk begitu saja. Dia dicegat oleh seorang satpam yang bertugas.
"Maaf, apa yang anak sekolah cari disini?"
Jihan tidak langsung menjawab dan malah mengeluarkan ponselnya. "Saya mau bertemu dengan...Kim Hanbin, pimpinan hotel ini."
Satpam itu terlihat tidak percaya tapi tetap mengarahkan Jihan ke meja resepsionis. "Apa kamu sudah buat janji?"
"Secara pribadi?!" balas Jihan sambil menggoyang ponselnya. "Iya, atas nama Park Jihan."
"Baik, tunggu disini!" suruh satpam itu lalu bicara pada salah satu orang yang berjaga di meja.
Jihan tetap menurut walaupun wajahnya terlihat cemberut. Pandangannya beralih pada segala aktivitas di lobi hotel yang terlihat ramai.
"Pak!" panggilnya sambil menarik ujung baju si satpam. "Di hotel ada acara ya?"
"Ada pertemuan penting yang diadakan disini. Jadi...tapi saya rasa itu tidak ada hubungannya dengan kamu." Satpam itu tampak tersadar hampir membeberkan sesuatu pada anak SMA asing.
"Pak!" panggil cewek di meja resepsionis. "Sekretaris minta tolong antar dia ke ruang rapat."
"Ruang rapat?" ulang si satpam tampak tidak percaya.
"Iya?" balas si cewek dengan ragu.
"Kamu!" panggil si satpam yang akhirnya tetap menurut. "Ayo ikut saya!"
Tanpa banyak bicara, Jihan langsung menurut. Cewek itu tetap mengikuti langkah si satpam. Masuk lift, keluar lift, jalan lagi sampai di depan sebuah pintu besar yang menjadi salah satu ruang di lantai tersebut.
"Pak Direktur menunggu di dalam!"
"Makasih, Pak!" ucap Jihan lalu menerobos pintu tersebut dan tersenyum lebar.
Sekeliling meja berbentuk persegi panjang di tengah ruangan tersusun kursi beroda yang sudah hampir diisi penuh oleh orang-orang. Ada juga satu kursi di ujung meja yang masih kosong.
Perhatian orang-orang disana sudah sepenuhnya tertuju pada Jihan dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Tapi cewek itu terlihat tidak peduli dan tetap berjalan ke arah kursi kosong disana. Dia masih mengamati orang-orang - mungkin sekitar 20an - disana.
"Kok kurang?" tanyanya spontan.
Cowok yang duduk paling dekat dengan Jihan langsung tersenyum sinis. "Lo ngasih tahunya dadakan sih!"
"Ih, gue udah ngabarin dari tiga hari yang lalu ya!" balas Jihan yang terlihat tidak terima disalahkan.
"Tiga hari juga terlalu singkat buat mereka yang tugas diluar negeri!" sahut cewek yang duduk di kursi paling ujung.
"Ngomel mulu Lo kayak emak gue!" sahut cowok di seberangnya.
"Kak Hanbin mana?" tanya Jihan sambil menatap sekitarnya. "Tadi katanya udah disini?"
"Duduk dulu! Cerewet Lo!" sahut satu cowok yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya. "Hanbin nyusul!"
"Lo tumben banget sih ngumpulin kita disini?"
"Tahu tuh! Biasanya juga kita yang ngajakin duluan."
"Mana gak dateng lagi!"
"Tapi tampang dia gak keliatan kayak bakal ngomongin saham sih."
![](https://img.wattpad.com/cover/356377368-288-k198963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]
FanfictionKelanjutan cerita anak-anak Triumvirate dan konflik yang bermunculan di sekitar mereka. Setelah semua yang terjadi, apakah pertemanan mereka akan terus bertahan atau akan berhenti di tengah jalan?