"Dan Lo sadar kalo dari awal udah ngincer Lo? Tapi masih Lo ikutin? Bego Lo, Im Youngmin!"
"Setuju-setuju." Jinwoo menyahut sambil ngangguk kecil. "Untung aja gak mati di tempat."
Taehyung menghela nafas lalu lanjut mengomel, "coba aja Jihan gak kepikiran tempat itu, gak tahu gue Lo masih nafas atau gak."
Youngmin hanya melirik selang infusnya, berusaha mengabaikan dua singa yang sedang menatapnya penuh lapar. Lapar dalam konteks ingin mengomel.
"Infusnya lama banget ngalir. Mampet kali ya?"
"Kan! Kan!" sahut Jinwoo sambil menunjuk cowok yang setengah duduk di ranjang. "Gak guna ngomong sama dia tuh!"
"Mirip kayak Jihan." Taehyung menambahkan dengan malas lalu melirik sekitarnya. Kemudian dia duduk di ranjang kosong yang ada di belakangnya. "Sekarang kayaknya mereka udah tahu kalo Lo itu bagian dari kita."
"Sebenernya cuma lupa nge-briefing si Jihan aja." Jinwoo mengoreksi seraya melipat kedua tangannya. "Jadi dengan gini, Kim Soojin bakal lebih fokus ke kita dan ngelupain rencananya terus fokus buat nyingkirin kita."
"Tapi," ucap Youngmin sambil menunjuk ponselnya yang tergeletak di atas meja, "gue udah ngamanin bukti tambahan, pengakuan kalo Soojin pengen nyingkirin Sunwoo dan saudara Taehyung yang lain."
"Gue bawa." Jinwoo menyambar ponsel itu lalu dimasukkan ke dalam sakunya. "Biar ntar minta Kak Youngjo mulihin data disini."
"Berarti bakal ada perubahan rencana, kan?" lanjut Youngmin seraya memandangi Taehyung. "Soalnya kita udah mulai mancing mereka ke permukaan. Gak lama lagi juga orang tuanya Jimin mulai nyusun rencana karena tahu kalo ternyata gue gak pernah ngebunuh siapapun."
"Gak. Mereka gak tahu soal itu." Taehyung berucap dengan penuh yakin. "Mereka gak bakal bisa nemuin jejak digital Om Seungjin sama Youngjo. Ya, buat sementara mereka percaya kalo Lo beneran ngebunuh dua orang itu."
"Lagian media sekarang lagi berfokus ke Jimin yang bakal diresmiin jadi pimpinan PJ Groups. Kebangkitan dari kematian." Jinwoo mengedikkan bahunya dengan santai. "Mungkin diselangin sama Park Jisung yang terpilih jadi kandidat calon presiden berikutnya."
"Jadi sekarang gue gak ngambil bagian apapun, kan?" tanya Youngmin.
"Berhubung identitas Lo mulai terancam, buat sementara Lo kerja di belakang layar bareng Om Seungjin sama Youngjo." Taehyung menatap Jinwoo yang terlihat menghela nafas. "Lo sementara fokus aja mantau perkembangan keadaan Jihoon. Jimin juga bisa handle bareng Taeyong."
"Terus masalah jual-beli di Creighton?"
"Nayoung bilang dia bisa handle sendiri buat sementara. Lagian si Jihan berhasil ngumpulin pernyataan para korban yang bersedia jadi saksi." Taehyung melihat ke arah jendela. Langit terlihat mendung sejak tadi pagi tapi tidak ada tanda-tanda akan hujan. "Gue penasaran gimana tuh anak dapat semua persetujuan itu cuma dalam waktu kurang dari satu minggu."
"Jangan penasaran, serius deh!" ucap Jinwoo yang terlihat tidak mau ambil pusing soal adik sepupunya. "Jimin emang sama pinternya kayak nyokap mereka tapi Jihan tuh bener-bener another level. Jadi Lo gak bisa nebak isi kepala dia."
Youngmin mengangguk setuju. "Gue gak bisa ngikutin pikiran dia. Gue bahkan yakin dia lagi nyelidikin sesuatu, gak tahu itu berhubungan sama rencana kita atau bukan."
"Kalo emang gitu, biarin aja dulu."
Jinwoo langsung menatap Taehyung. "Serius gapapa tuh anak dibiarin?"
"Gapapa. Adek Lo itu gampang diajak kerja sama kok. Gue juga udah ngasih notice ke dia. Jadi selama tuh anak gak minta bantu atau ngomong apa-apa, biarin aja dulu. Kita fokus aja sama yang ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]
FanfictionKelanjutan cerita anak-anak Triumvirate dan konflik yang bermunculan di sekitar mereka. Setelah semua yang terjadi, apakah pertemanan mereka akan terus bertahan atau akan berhenti di tengah jalan?