"Nih, Cob! Gaji buat bulan ini sama bonusnya."
Jacob langsung menerima amplop yang diserahkan lalu tersenyum. "Ada bonus juga, Kak?"
"Ada dong." Pemuda di depannya tersenyum bangga. "Kayak biasa, kan kerja Lo bagus tuh jadi dapet bonus dong!"
"Wih, berarti gue harus rajin-rajin nih biar dapet bonus tiap bulan."
"Haha, jangan dong. Ntar modal minimarket malah abis."
Jacob ikut tertawa dan langsung memasukkan amplopnya ke dalam tas.
"Oh iya, Lo sama Jungkook jadi daftar kuliah kemana? Lo udah daftar, kan?"
"Udah kok. Kita daftar yang jalur beasiswa." Jacob menjawab seraya mengelap meja counternya.
"Terus? Gimana? Lulus?"
"Syukurnya lulus kok. Kemarin abis ngurus berkas juga."
"Syukur deh kalo gitu." Pemuda itu menepuk bahu Jacob. "Berarti gue harus siap-siap nyari orang baru. Pas kuliah pasti Lo sibuk banget."
Jacob tertawa ringan. "Gak sih. Kan sama kayak kakak, bisa sambilan ngurus minimarket."
"Kelas internasional biasanya jarang kosong, Cob. Apalagi pas masih baru-baru. Beh, padat kuliahnya."
"Tahu kok. Gue kan lolos kelas internasional."
"Oh ya? Jurusan apa? Sama kayak gue?"
Jacob mengangguk. "Iya, hukum internasional."
"Wah, tapi kok bisa? Tumben banget ada beasiswa?"
"Gak tahu juga sih. Katanya baru dibuka tahun ini."
"Hoh, masih percobaan. Harap maklum ya, Cob, biasanya yang awal-awal gini cobaannya banyak loh!"
"Hahaha, iya, Kak."
"Ya udah, Lo boleh balik sekarang."
Jacob berhenti mengelap meja counternya dan menatap bingung. "Cepet banget?"
"Tuh! Udah jam empat! Bisa dihajar Jungkook kalo gue bikin Lo lembur."
Jacob kembali tertawa. "Takut banget, Kak?"
"Kalo gak ingat Lo semua anak-anak Triumvirate sih, gue gak bakal segan. Sayang aja gue takut bermasalah sama mereka."
"Duh, segitu terkenalnya ya?" tanya Jacob yang malah kelihatan canggung.
"Hampir satu kampus juga tahu soal kalian. Udah, ganti baju sana! Terus traktir Jungkook tuh di sebelah!"
"Makasih, Kak Minhyun."
Kurang lebih 15 menit barulah Jacob berpamitan. Dia berniat menghampiri Jungkook di sebelah tapi keadaan restoran yang ramai langsung membuatnya urung. Di dalam sana juga, Jungkook kelihatan sibuk mengurus pelanggan.
"Atau tunggu aja, ya?"
Akhirnya dia mutusin jalan ke bangku yang ada di depan minimarket. Gak lupa beli minuman sama makanan ringan.
Harusnya jam pulang Jungkook sama sepertinya tapi mungkin akan bertambah satu jam lagi jika keadaan restoran masih ramai. Mereka sudah berjanji akan pulang bersama. Jadi Jacob hanya mengirimkan pesan jika dia akan menunggu disini.
*Triumvirate*
"Masih belum ada kabar?" tanya Juyeon yang juga sesekali memeriksa ponselnya.
Minho menggeleng dan kembali mencoba menghubungi adik mereka. "Terakhir dia bilang bakal ke rumah sakit."
"Kak Sangyeon mau dikabarin gak?" tanya Juyeon sambil mengetuk-ngetukkan kakinya ke lantai.
"Jangan dulu!" balas Minho dengan cepat. "Kak Sangyeon gampang panikan kayak Lo soalnya."
Juyeon tersindir walaupun tahu ini bukan waktunya.
Saat ini mereka sedang mengkhawatirkan Giwook yang belum pulang ke rumah. Padahal sudah menjelang malam. Sekalipun ke rumah sakit, adik bungsu mereka selalu pulang sebelum waktu makan malam. Tapi bahkan ketika sudah lewat waktunya, si bungsu belum kelihatan. Juga, tidak bisa dihubungi sama sekali.
Juyeon yang hanya mengenakan kaos tanpa lengan langsung menarik jaket yang ada didekatnya. "Gak bisa, Ho! Kita harus samperin Hyunjae."
Minho mendongak untuk melihat kembarannya selama beberapa detik sebelum bertanya.
"Kok Hyunjae?"
"Lo lupa kalo keadaan akhir-akhir ini gak kondusif?"
Seolah baru disadarkan, Minho buru-buru beranjak dari tempatnya. Pasangan saudara kembar itu segera menuju rumah Jaehyun, dimana kakak sepupu mereka berada.
"Pas banget."
Keduanya yang baru memasuki pagar rumah Jaehyun langsung menoleh ke sumber suara, dimana Hyunjae dan Seokmin terlihat baru saja keluar dari rumah.
"Ngapain?" tanya Hyunjae seraya menatap si kembar secara bergantian.
Minho menarik kembarannya agar lebih dekat dengan kakak sepupu mereka.
"Tahu Giwook kemana?"
"Gue juga baru nanya ke kalian." Hyunjae menjawab walaupun ekspresinya terlihat bingung. "Dia belum balik?"
Juyeon menggeleng. "Terakhir ngabarin dia ke rumah sakit sama yang lain. Bisa tanyain ke Younghoon gak?"
"Younghoon juga minta tanyain ke kalian. Junkyu belum balik dari tadi." Seokmin menjawab dengan tidak kalah bingung.
"Sial!" umpat Hyunjae yang semakin tidak tenang. "Gue udah nanya adeknya Jihan tapi katanya mereka gak dateng ke rumah sakit."
Minho mengusap wajahnya khawatir. Sekarang mereka semakin tidak tahu adik mereka ada dimana.
"Mending masuk dulu deh!" usul Seokmin yang merasa tidak akan kondusif jika berdiri diluar seperti ini.
Sampai di dalam, Hyunbin dan Jaehyun langsung menoleh ke arah empat orang yang masuk ke rumah.
"Gimana? Sepupu Lo tahu?"
Hyunjae menggeleng. "Giwook juga gak ada balik dari tadi."
Jaehyun baru saja akan menjawab saat merasa ponselnya bergetar. Ada pesan dari Jihan. Isinya sukses membuat Jaehyun menahan nafas tapi dia perlu tenang agar tidak memperkeruh suasana. Sejenak dia juga memberitahukan keadaan disini.
Juyeon segera memundurkan dirinya saat merasa ponselnya bergetar. Sedangkan kembarannya masih terlihat tidak tenang.
"Kak, Giwook gimana?"
Hyunjae langsung mendekati sepupunya itu dan merangkulnya. "Kita pikirin sama-sama."
"Guys," sela Jaehyun saat merasa sudah tepat, "Jihan ngabarin kalo Jacob juga hilang."
"Jacob?" ulang Hyunbin, sekedar memastikan jika pendengarannya juga salah.
Jaehyun mengangguk pelan.
Belum cukup dengan kabar tersebut, Juyeon kembali membawa berita lainnya.
"Kak Ryota nelpon dan bilang Yoshi belum balik dari tadi."
Hyunjae semakin merangkul Minho dengan pandangan tertuju ke Jaehyun. "Kita harus lapor polisi."
"Sebenernya polisi agak gak berguna sih soalnya mereka cuma nanganin laporan kalo orangnya udah hilang 24 jam." Seokmin menyela.
Jaehyun mengangguk setuju. "Kebanyakan gitu."
"Terus adek gue gimana, Kak?" sahut Juyeon yang hampir menaikkan suaranya.
Jaehyun mengetik sesuatu pada ponselnya. "Kita omongin sama yang lain sekarang. Gue juga bakal ngubungin kenalan gue buat minta bantuan."
"Hp Lo mana?" tanya Hyunbin pada Hyunjae.
"Mati dari tadi siang." Hyunjae menunjuk ponselnya yang tergeletak di meja makan.
Seokmin menarik Juyeon agar duduk di sebelahnya. "Pelan-pelan, kita pasti nemuin mereka."
*Triumvirate*

KAMU SEDANG MEMBACA
TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]
FanfictionKelanjutan cerita anak-anak Triumvirate dan konflik yang bermunculan di sekitar mereka. Setelah semua yang terjadi, apakah pertemanan mereka akan terus bertahan atau akan berhenti di tengah jalan?