108

6 1 0
                                    

Udara di rumah ini sudah terasa tidak bersahabat sejak kedatangan pasangan suami istri itu. Seolah mereka datang sambil membawa gas beracun yang berhasil merusak suasana disana. Tidak ada keramahtamahan disana.

Sangyeon berdiri di belakang sofa, dimana kedua orang tuanya duduk berhadapan dengan pasangan suami-istri itu. Juyeon di sudut lain pada sofa yang sama. Kemudian Minho dan Hyunjae berdiri agak jauh di sebelah tangga, agak bersembunyi dibalik railing. Awalnya Hyunjae berdiri di sebelah Sangyeon tapi sejak setengah jam yang lalu dia ditarik Minho ke belakang tangga.

Ruang makan tampak lenggang setelah ditinggalkan Giwook yang keluar dari pintu belakang beberapa detik yang lalu. Rasanya lama sekali, seperti anak SMP itu sudah keluar selama berjam-jam.

Minho bersumpah, untuk kali ini hatinya sangat sakit begitu melihat kakak sepupunya terlihat seperti orang gila. Hyunjae memang memasang wajah datar nan menjengkelkan seperti biasa tapi bibir pucat dan tangan yang bergetar hebat sama sekali tidak menutupinya. Dia tahu, otak kakak sepupunya itu pasti sangat kacau dan berantakan. Pikiran-pikiran buruk menguasai isi kepalanya begitu melihat salah satu orang di ruang tengah sana.

"Lalu," ucap Nayeon sambil melipat kedua tangannya di depan dada, "aku rasa sudah tidak adalagi yang ingin kalian bicarakan."

Pria yang sedikit mirip dengan Jaewook itu mengalihkan pandangannya ke arah tangga, tepat dimana dua remaja tadi menghilang. "Minho sepertinya sibuk sekali sampai membutuhkan Hyunjae."

"Wah, kakak benar!" ucap Nayeon dengan jengkel ketika bersitatap dengan wanita di sebelah pria itu. "Minho terlalu sibuk buat bantuin Hyunjae ka..."

Tangan Jaewook bergerak cepat untuk membungkam mulut istrinya. "Mereka sedang ada tugas sekolah."

Wanita dengan wajah ketus disana langsung berdecih. "Padahal orang tuanya datang kesini tapi dia malah pergi begitu saja. Benar-benar tidak menghargai."

Jangankan Nayeon, Juyeon yang juga melihat wanita itu sudah ikut-ikutan jengkel. Kedua tangannya terkepal dengan keinginan besar untuk menghajar wajah wanita itu.

"Hyunjae pasti sibuk." Pria itu berucap lagi seraya tersenyum tipis. "Apalagi sudah duduk di kelas tiga. Pasti dia harus belajar dan mempersiapkan diri untuk ujian."

Sangyeon tahu ini salah tapi dia sebisa mungkin untuk menahan celetukannya. Hyunjae? Belajar? Dua kata yang sangat bertolak belakang. Suasananya sama sekali tidak mendukung untuk membeberkan seberapa buruk perbuatan adik sepupunya itu.

"Aku sudah meluangkan waktu banyak untuk pergi kesini dan meninggalkan pertemuan penting." Wanita itu menyahut lagi diiringi dengan lirikan sinis yang tertuju pada suaminya. "Tapi lihat? Anakmu itu sama sekali tidak berubah! Sudahlah tidak pulang ke rumah dan sekarang tingkahnya semakin kurang ajar semenjak tinggal di rumah ini!"

Nayeon langsung berdiri dan siap menjambak rambut wanita itu tapi Sangyeon langsung melompati sofa, menutup mulut sang mama lalu menariknya ke arah dapur.

"Maaf ya, Om! Mama lagi dapet jadi kita permisi dulu!"

Dan Nayeon terus memberontak di dalam seretan putranya.

"Aku rasa," ucap Jaewook disusul dengan helaan nafas, "kita sudah membicarakan ini, kan? Jika ingin menemui Hyunjae, cukup kakak sendiri saja yang datang."

Wanita itu berdiri dengan ekspresi tidak terima. "Lihat! Adikmu ini sama sekali tidak pernah menerimaku sejak dulu! Perlakuan mereka masih sama, Lee Hyukjae! Apa kamu akan diam saja saat istrimu diperlakukan seperti ini?"

"Sayang," panggil pria itu dengan tenang, "tenanglah sedikit!"

"Bagaimana aku bisa tenang soal perlakuan kurang ajar mereka? Istrimu ini sudah diinjak-injak oleh mereka!"

TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang