"Anemia?"
Yoongi ngangguk terus make snellinya. Sekitar satu jam yang lalu dia sama Mark baru datang dan barengan sama Jihan yang bawa Jihoon. Alhasil mereka buru-buru nanganin Jihoon tanpa sempat pake jas masing-masing.
Seonghwa yang diri di samping ranjang cuma bisa mandangin adek sepupunya. Jihoon, pipinya udah tirus dan mukanya juga pucat. Mereka sama-sama kurang istirahat beberapa hari ini. Lagian siapa yang bisa istirahat di tengah kekacauan yang gak jelas?
Mark masuk ke ruangan sambil gendong Jeongwoo dan gandeng Haruto. "Mereka cuma demam ringan. Kayaknya rindu sama Junghwan deh."
"Gak perlu dirawat?" tanya Jihan sambil nyambut Haruto yang udah lepasin diri dari si dokter anak. "Infus?"
Kayaknya Haruto masih gak biasa sama Mark. Ikut diperiksa aja sampe harus ditarik Jeongwoo. Bayangin aja dua anak kecil yang pake kompres instan saling tarik di lorong. Muka Haruto udah merah gara-gara nahan nangis dan Jeongwoo yang sama sekali gak ada takutnya langsung ngikutin Mark.
Mark mau ngelepasin Jeongwoo tapi anak kecil itu malah ngeremet kemejanya, gak mau turun. "Haruto sih harus karena dehidrasi juga. Tapi tahu sendiri, dia gak mau sama orang selain Lo!"
Oh, ngomong-ngomong alasan Haruto sama Jeongwoo ikut ke rumah sakit gara-gara Minji nelpon Jihan. Pas banget mobil cewek itu baru keluar gang dan ngabarin kalo badan keduanya panas. Minji sebenarnya mau ikut pas tahu Jihoon pingsan tapi semenjak Junghwan hilang, anak-anak panti gak mau ditinggal. Jadi Seonghwa nawarin diri buat sekalian bawa adeknya dan Haruto.
Yoongi mandangin Jihan yang udah gendong Haruto pake satu tangan. Antara salut sama kesal karena cewek itu masih bisa-bisanya ngurus orang lain saat dirinya sendiri kerepotan.
"Lo jadi lepas gips?" tanya Mark yang udah duduk di sofa sambil mangku Jeongwoo.
Ngomong-ngomong lagi, Jihoon dibawa ke ruang VIP demi keamanan. Terus dia juga belum sadar semenjak diperiksa.
"Jadi." Jihan benerin posisi Haruto terus jalan ke ranjang Jihoon. "Nungguin Om Junseo dateng."
"Udah nyamperin kakak Lo?" tanya Yoongi yang bersandar di dinding.
"Oh, belum dikabarin." Jihan ngeliatin Seonghwa dan ngasih kode ke adik sepupunya itu buat ngabarin kakak mereka. "Terus Jacob sama Yoshi gimana?"
Yoongi menghela nafas terus nundukin kepalanya. "Yoshi cuma lecet-lecet tapi Jacob abis dipukulin karena ngelawan. Mereka juga udah digabung di ruangan yang ada adek sepupunya Hyunjae."
"Tapi Sangyeon masih belum sadar." Mark nambahin sambil pelan-pelan mindahin Jeongwoo ke sofa.
Haruto udah didudukin di tepi ranjang Jihoon tapi tangannya masih meluk Jihan. Kayaknya masih rewel soalnya dia nolak diambil Seonghwa.
Jihan udah ngeluarin hpnya buat ngecek update keadaan yang lain. Terutama soal rencana Youngjo buat nyelamatin Giwook dan Junghwan.
Untungnya langsung ada update dari Kazuma.
"Gimana?" tanyanya langsung tutup poin.
Seonghwa geser buat nguping.
"Anak-anak udah aman." Kazuma ngomong cepet sambil ngatur nafasnya. "Tapi Lo harus tahu, cowok yang jadi supir ngeri."
Hyunsuk. Jihan udah dikabarin detail rencana ini jadi dia tahu adek sepupu Jaehyun ikut andil dalam masalah ini.
"Dia nembakin orang disana sambil bawa mobil. Gokil. Mana kena telak."
"Mati?" tanya Jihan lagi yang sukses bikin satu ruangan kaget.
"Siapa yang mati?" sahut Mark.
Seonghwa juga udah mundur gara-gara kaget sama omongan kakaknya.
"Gak sampe mati juga." Kazuma ngejawab cepat. "Nah itu, ajaibnya dia cuma ngelumpuhin mereka. Oh iya, sekarang mereka otw ke rumah sakit dan polisi udah nuju kesana."
Jihan mutusin telpon terus ngela nafas. "Giwook sama Junghwan udah aman dan lagi otw kesini."
Ada sedikit kelegaan. Secara satu ruangan itu, kecuali dua anak kecil yang belum paham, udah tahu situasi sebenarnya. Tapi gak nutup kekhawatiran mereka soal yang lain.
"Hwa, tolong bilangin bodyguard di depan buat ningkatin keamanan disini!"
Seonghwa langsung ngelakuin perintah.
Jihan juga sibuk sama hpnya. "Sekalipun mereka udah ketemu, kita gak boleh lengah. Gue tahu komplotan mereka bakal ngelakuin apa aja."
*Triumvirate*
Jinwoo ngangkat laptopnya ke ranjang Jimin terus ngela nafas. "Nama mereka udah dimasukin ke daftar pencarian orang."
Jimin ngeliatin laporan yang dikirim Youngjo terus ngangguk kecil. Tangannya juga sibuk ngetik sesuatu di ponselnya.
Ya, kecelakaan tadi masih cukup buat dia ngerjain sebagian kerjaannya. Untung aja dia sadar mobilnya agak aneh jadi Jimin punya inisiatif buat ngurangin resiko. Terus karena ada situasi gak terduga pas di jalan jadi dia banting stir buat nabrak pembatas jalan.
"Dari pengadilan gimana?"
"Gak gimana-gimana sih tapi mereka yang dari awal nentang laporan kita mulai kalang kabut. Terus bokapnya Taehyung mulai diperiksa." Jinwoo ngejelasin sambil balik sibuk ke laptopnya. "Sekarang kita yang megang kendali."
"Kecuali keadaan anak-anak Triumvirate." Jimin nambahin terus nyimpan hpnya. "Terus gimana sama anak-anak yang diculik?"
Jinwoo baru aja mau ngambil hpnya pas nama Seonghwa muncul di layar. Kalo ingat situasi sekarang, semua panggilan yang masuk sama dengan pesan darurat. Tapi gak lama telponnya mati dan keganti sama chat dari orang yang sama. Dia sempetin buat balas chat sebelum ngabarin ke Jimin.
"Jihoon pingsan. Anemianya kambuh dan bikin dia harus dirawat. Sekarang juga belum sadarin diri."
Jimin berhenti gerak. Kabar terbaru dan tentu bukan kabar yang pengen dia dengar. Tapi mau gimana pun, dia gak bisa nemuin adeknya sekarang. Kakinya masih harus butuh istirahat.
"Mereka ada di ruangan sebelah." Jinwoo nunjuk belakangnya tapi matanya mandangin dinding di depan. "Berarti Sunwoo, Sangyeon, Lo sama Jihoon. Ruang VIP steril dari pasien lain."
"Tambah adek kelasnya Jihan gak sih?" tambah Jimin yang coba buat fokus ke kerjaannya.
"Ah, yang punya masalah jantung?" balas Jinwoo yang keliatan mikir buat beberapa waktu. "Dari kemarin udah di ICU. Keadaannya mendadak kritis."
Terus mereka hening lagi sampe detik kemudian pintu kebuka dan Namjoon masuk dengan buru-buru. Penampilan cowok itu keliatan berantakan sekalipun masih pake setelan jas.
"Hongjoong hampir disergap sama mereka pas balik sekolah."
Jinwoo kaget tapi jarinya tetap sibuk buat ngabarin Youngjo. "Terus sekarang dia dimana?"
"Dibawa ke rumah Chanhee buat sementara." Namjoon ngebuka jasnya terus duduk di sofa. "Target Kim Soojin tuh dari awal gue, Hongjoong sama Sunwoo. Ditambah Younghoon."
"Motif?" tanya Jimin sambil nutup laptopnya. "Biar sekalian dilaporin ke Kak Seokjin."
"Konsepnya biar dia gak dicurigain ngelukain sesuatu ke anak kandungnya. Kalo Younghoon, remeh sih sebenernya. Cuma gara-gara mirip sama nyokapnya aja." Namjoon mijat pelipisnya terus ngela nafas. "Ngomong-ngomong Hoseok lagi ngejar rute Hyunjae."
"Ah, bener!" ucap Jimin tiba-tiba. "Berhubung Kim Soojin gak bisa dapetin kalian berempat jadi harapan mereka cuma Kim Gaeun. Sebenernya gue udah dikasih warning sama Jihan buat ekstra hati-hati sama Kim Gaeun."
"Jangan berbelit-belit, please!" pinta Jinwoo yang keliatan tidak senang. "Langsung ke main dish aja!"
"Intinya kita harus nemuin Hyunjae lebih cepat."
"Seberapa cepat?" tanya Namjoon.
"Secepat mungkin." Jimin ngejawab sambil ngeliatin foto Jihan dan Triumvirate yang jadi wallpaper hpnya. "Sebelum kita nemuin Hyunjae cuma jasad."
*Triumvirate*
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]
FanfictionKelanjutan cerita anak-anak Triumvirate dan konflik yang bermunculan di sekitar mereka. Setelah semua yang terjadi, apakah pertemanan mereka akan terus bertahan atau akan berhenti di tengah jalan?