175

3 1 0
                                    

Youngjo langsung lari ke arah Youngmin dan Seungjin sambil nguncir poninya yang mulai panjang. Dia gak peduli lagi sama pandangan orang yang dilewatin.

"Lokasi device Yoshi nunjukin tempat Giwook sama Junghwan ditahan." Dia ngomong cepet tapi pelan biar gak kedengaran orang lain.

Youngmin yang tadi diri depan kasir langsung balik badan terus mundur. "Kok bisa tahu?"

"Ada situs yang biasa dipake buat black market buat jualan." Youngjo narik Seungjin dan ngedorong Youngmin buat kelarin urusan pembayaran. "Ada yang mau jual Junghwan sama Giwook disana. Terus lokasinya cocok sama smartwatch Yoshi."

"Anjir, kok tiba-tiba dijual?" sahut Youngmin yang udah nenteng belanjaan.

Ngomong-ngomong mereka bertiga lagi di supermarket. Rencana belanja sambil jadi back up buat Jimin dan Taehyung.

"Gak tahu juga." Youngjo ngulurin sebuah hp ke arah Seungjin. "Tadi kita abis mantengin lelang mereka tapi aku pake identitas Om dan kita bisa dapetin mereka."

"Oke." Seungjin nerima hp itu terus ngangguk. "Jadi gimana? Mereka maunya gimana?"

"Face to face." Youngjo ngacak-ngacak isi kantong yang dipegang Youngmin terus ngambil satu kaleng minuman. "Jadi Om sama...aku sama Youngmin mesti stand by, ajak siapa ya?"

Seungjin coba ngingat siapa lagi yang bisa mereka andelin. Anak sulungnya udah pasti sibuk handle Jacob sama Junkyu yang udah ketemu. Youngmin mesti gantiin Jimin ngurus perusahaan. Youngjo harus fokus nyari lokasi anak-anak yang masih diculik.

Mereka bertiga masih ngumpul di pojokan supermaket sambil mikir siapa yang bisa mereka andalkan. Jihan? Tidak mungkin. Justru anak itu yang harus dijauhkan dari semuanya.

"Eh!" sela Youngmin yang dari tadi udah letakin belanjaan ke lantai. "Tapi ini masih kenalan Jihan sih."

"Asal bukan Triumvirate aja." Youngjo juga sibuk nyari orang di hpnya. "Nama sama muka mereka pasti gampang dikenalin."

Youngmin buru-buru ngeluarin hpnya dan nelpon Jinwoo. "Bro, siapa nama adek Jaehyun yang waktu itu?"

Jinwoo hening buat beberapa detik sebelum ngoreksi, "sepupunya?"

"Pokoknya gitu deh." Youngmin ngejawab terus ngeliatin Youngjo. "Cari aja Daniel Choi. Namanya lumayan terkenal di situs balapan."

"Kang Hyunsuk?" balas Jinwoo agak ragu. "Oh, Choi Hyunsuk. Itu nama aslinya."

Youngjo yang udah browsing nama Daniel Choi langsung baca beberapa tulisan. Nama pembalap muda yang terkenal dan katanya beberapa kali menang lomba balap, mau motor atau mobil selama diluar negeri. Tapi yang bikin dia lebih terkenal tuh gara-gara gak ada yang tahu mukanya.

Youngmin udahan nelpon Jinwoo terus nyimpan hpnya. "Daniel Choi itu nama samaran. Nama aslinya Choi Hyunsuk, adek sepupu Jung Jaehyun. Sekarang lagi sekolah di Creighton pake nama samaran juga, Kang Hyunsuk."

"Kenapa dia punya banyak nama samaran?" tanya Seungjin.

"Inget kasus Creighton?" tanya Youngmin sambil ngambil lagi belanjaannya. "Pengacara yang ngurus kasus itu dari dulu, Kang Minhyuk, Omnya Jaehyun. Nah, si Hyunsuk ini bantuin Omnya ngurus kasus itu dengan cara jadi korban bullying. Kalo Daniel Choi itu nama yang dia pake buat balapan pas tinggal diluar negeri."

Youngjo langsung nyari kontak Hyunsuk dengan masuk ke device Jaehyun. "Kok Lo tahu banyak?"

"Gue fans Daniel Choi dan iseng nyari tahu soal dia terus sampe Jihan buka omongan kalo si Daniel itu adek sepupunya Jaehyun."

"Oke, gue udah dapat kontaknya." Youngjo balas ngeliatin Youngmin. "Lo ke kantor duluan aja, ntar gue nyusul abis nganter Om Seungjin ke Daniel."

"Emangnya dia bisa?" tanya Seungjin gak yakin, apalagi seingatnya si Hyunsuk ini masih SMA yang lagi sekolah sekarang.

"Dia bisa." Youngjo ngejawab cepat. "Dia cuma butuh mobil aja."

"Cepet banget?" tanya Seungjin bingung.

"Anaknya fast respon. Ayo, Om!"

Seungjin nepuk bahu Youngmin. "Kamu hati-hati!"

"Om juga!"

*Triumvirate*

Rencana Youngjo beneran dipake. Seungjin pergi ke lokasi Giwook sama Junghwan diculik. Bareng Hyunsuk yang langsung nerima tawaran tanpa pikir panjang.

Seungjin yang udah beberapa kali diceritain soal Hyunsuk cuma mandangin gimana anak SMA itu ganti baju sambil nyetir. Gak nyangka aja penampilannya berubah drastis dari pas mereka jemput sampe detik ini. Dia lebih kaget waktu dengan santainya Hyunsuk ngelepas kacamata terus ngacak-ngacak rambutnya yang rapi. Beda jauhlah intinya.

Hyunsuk ngelempar seragamnya ke jok belakang tapi matanya fokus ke jalan. "Lokasinya benerkan, Om?"

Seungjin ngecek lagi maps yang dikirim Youngjo terus balik mandang jalanan. "Abis itu belok kiri."

Hyunsuk ngikutin arahan yang paling tua. Pelan-pelan ngecek situasi sebelum nambah kecepatan mobil. Matanya fokus banget. Nyetirnya juga cuma pake satu tangan karena tangan lainnya lagi rusuh buka dasinya yang nyangkut.

Mobil mereka udah keluar dari Distrik Creighton dan mulai masuk ke daerah pinggiran yang sepi. Kiri-kanannya juga cuma hutan dan jalannya cuma muat buat satu mobil. Mereka makin yakin kalo Giwook sama Junghwan ada di lokasi yang mereka tuju.

"Oh, kayaknya itu deh?!" sahut Hyunsuk yang mulai pelanin mobilnya waktu ada tiga orang yang nyegat mobil mereka.

Kaca mobil diketuk dan gak ragu buat Hyunsuk nurunin kacanya.

"Ini bukan tempat umum. Silahkan pergi!"

"Transaksinya batal?" tanya Hyunsuk sambil ngelirik Seungjin yang udah pake kacamata hitam. "Coba hubungin lagi, Tuan!"

Seungjin yang juga penampilannya berubah drastis langsung buka mobil. "Saya mau mengambil barang dengan bos kalian."

Tiga pria disana saling mandang. Sebelum akhirnya satu pria mundur dan nelpon orang. Gak lama sampai pria itu balik lagi dan bisikin sesuatu ke dua temannya.

"Maaf, silahkan masuk!"

Hyunsuk balik nutup kaca mobilnya terus jalan masuk ke area bekas gedung produksi pupuk itu. Matanya masih mandang waspada ke arah tiga pria disana lewat spion.

"Gak pake konfirmasi indentitas lagi, ya?"

Seungjin juga sepemikiran. Mereka bahkan gak nanya nama mereka dan malah dipersilahkan masuk gitu aja tanpa curiga sama sekali.

"Om gak bisa nebak ini bagus atau kebalikannya."

Hyunsuk mengangguk paham sambil tangan kirinya meraba saku celananya. Ada senjata yang selalu dia bawa kemana-mana, bahkan ke sekolah tanpa sepengetahuan Minhyuk. Kedoknya ikut balapan diluar negeri juga sebenarnya bagian dari pekerjaannya. Ya, tentu tanpa sepengetahuan pamannya.

"Eh, tapi kayaknya mereka gak duga deh." Seungjin buka suara sambil mandangin ke depan mereka, dimana ada dua orang yang berdiri di depan gedung. "Keliatan gak curiga sama sekali."

Hyunsuk menghentikan mobilnya lalu senyum sinis. "Mereka udah nafsu sama uang kayaknya. Ayo, Om!"

*Triumvirate*

TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang