Kelompoknya Theo sama Wish udah gabung sekarang, dan mereka masih nyusurin lorong di hotel.
Sekarang keadaan udah jauh lebih sepi dibanding pertama banget mereka keluar dari conference room sih. Bahkan mereka udah ga bisa denger ada suara tapak kaki lain selain mereka.
"Kayaknya orang-orangnya udah pada abis deh, kak" Minwoo nengok ke kakak sulungnya yang jalan di paling belakang, tangan kanan masih megang pistol
"Tau darimana?" Theo nanya balik ke adeknya
"Udah ga ada suara nafas lagi"
Tapi baru aja ngomong gitu, mereka denger bunyi pintu lift kebuka dan ada suara kayak orang-orang pada lari.
Wish yang awalnya berdiri di depan bareng Kyungmin sama Donghyun, langsung maju biar ada di depan mereka dan ngerentangin tangannya, pasang badan buat yang lain.
Baekseung di tengah juga miringin badannya memastikan Yewang sama Minwoo tetep ada di jarak pandangnya.
Theo di paling belakang langsung narik kokang pistolnya. siap-siap buat langsung nembak biar ga kewalahan karena banyak orang.
Wish berenti pas mereka udah di tengah lorong, sengaja ga mau jalan sampe paling ujung, supaya mereka ada waktu buat ngeliat musuh-musuhnya dan bisa mikirin gimana untuk nyerang balik.
Tapi pas langkah kaki itu makin deket, ternyata mereka malah ngeliat anak yang tingginya sepantaran sama mereka.
"AUNTY! YANG LAIN ADA DI SINI!"
Wish cengo pas ngeliat Jinha muncul dan kayak ngomong ke orang lain, "Lho?! Kamu sendirian?"
Ga lama, mereka ngeliat Yiyang nyamperin Jinha, diikutin Jia yang ikut lari dan di belakangnya ada Kelly yang basah kuyup. Sampe dressnya masih netesin air.
Minwoo nutup idungnya, "Kaporiiiiit"
Ngeliat banyak banget bocah-bocah yang bergerombol itu, Yiyang nopang tangannya di pinggang, "Heh, bocil! Kalian kemana aja?! Kenapa pada ninggalin conference room?!"
"Soalnya ada yang ngedobrak masuk ke sana, aunty! Masa kita diem aja? Kabur lah!"
Jawaban cepetnya Baekseung ngebuat anak-anak lain pada bingung, cuma mau ngelak pun udah keburu direspon balik sama cewek jangkung yang geleng-geleng kepala, "Kalian ga ada yang kenapa-napa tapi?"
Semua bocah-bocah itu pada ngegeleng, Wish buka suara, "ga ada.. kita semua aman, aunty"
"Ngumpet di mana kalian sampe bisa aman semua?"
Dengan tanpa dosanya, Ningning malah nunjuk Theo, "Pistolnya kak Theo menyelamatkan kita semuaaa!"
Minjeong ngangkat tangannya Theo yang masih pegang pistol, "Yeeeeyyy!"
Yiyang nganga ngeliat pistol di tangan anak SD itu, "YOU BROUGHT A GUN?!"
"Aku udah dilatih buat pegang ini ya.." Theo ngebales defensif, "Dan aku ga nembak sembarangan!"
Yiyang mijit pelipisnya, ini sih bener-bener mereka semua harus rapat soal nasib anak-anak ini ke depannya.
"Okay, now.. Let's go upstairs, we need to dry Kelly's body first. Let's go! Let's go!" Yiyang ngegerakin tangnanya biar anak-anak yang baru dia temuin itu pada jalan di depannya
Memastikan semua udah ga ada yang ketinggalan, Yiyang mencet earpiecenya, "I FOUND THE KIDS!"
Balesan paling cepet dateng dari Seonghwa, "ada anak gue di sana?!"
"Tiga-tiganya ada!"
"Are they okay?!"
"Yes, thanks to Theo's gun. They are totally fine"
KAMU SEDANG MEMBACA
UPW - Upaya Parenting Wagu (P1H, Aespa, Epex, ATBO, Tri.be)
Fanfiction"MAMAKU JAGO NEMBAK!" "MAMAKU BISA BAWA MOBIL BALAP!" "MAMAKU CAKEP!" "....mamaku gula darahnya rendah" Kelanjutan dari Urusan Penerus Warisan. Menjalani kehidupan bawah tanah dengan tambahan bocil-bocil gemoy nan chaotic :)) WARNING! 🔴DLDR 🔴LGBTQ...