"Huening?"
"Yeah.. um" Bahiyyih langsung berdiri dan ngulurin tangannya ke Jihoon dan Soonyoung, "Huening Bahiyyih. Good to see you. My brother told me you'd be coming here" dia ngasih senyum formal ke dua orang di depannya
"Sohee masih di dalem?!" Soonyoung nanya, dari suaranya masih kedengeran panik
Bahiyyih ngangguk, "dokter awalnya mau nunda operasi rekonstruksi wajah sampe keadaannya stabil dulu, tapi Nakamoto minta semua dilakukan secepatnya."
"Maksudnya apa pake rekonstruksi wajah segala?!"
Bahiyyih ngebuletin matanya dan ngeliatin Jihoon bingung, "...Kai sama Cece belum ngasih tau kalo mukanya Sohee rusak karena ditusuk?"
Jihoon ngegeleng, "now, explain all of this, in details"
Bahiyyih nelen ludahnya, "...sure"
--^^--
Makin sore, makin banyak yang dateng ke rumah duka. Karena banyak di antara anak-anaknya Hongjoong yang udah jadi penerus perusahaan atau ngelanjutin bisnis keluarga mereka, jadinya orang yang dipilih buat ngawasin ga bisa sembarangan.
Makanya sekarang Wooyoung yang kebagian job buat pake kacamata yang ada kameranya dan duduk jagain buku kehadiran pelayat
Dia ga sendiri, tapi ditemenin sama Yeonjun juga. Ini request dari Changkyun. Soalnya Yeonjun udah pernah ngelayat kakeknya Wonjun waktu itu, jadi dia mikir, Yeonjun bakal ngebantu Wooyoung dan yang lain buat mengidentifikasi orang-orang yang mungkin belom pernah mereka liat sebelumnya
Perkiraan si hacker soal itu bener-bener tepat, soalnya pas Yeonjun ngeliat 3 orang jalan di lorong ke arah ruang-ruang duka, dia nyenggol Wooyoung yang duduk di sebelahnya, "Lu liat 3 orang itu?"
Wooyoung ngelirik mata si bartender sebelum ngikutin ke arah mana dia ngeliat, "Yejun?"
"Oh you remember him?"
"Dia satu-satunya orang yang tinggal di dalem Puro, mana bisa dilupain segampang itu?! Lu jangan ngada-ngada ya!" Wooyoung nyemprot Yeonjun yang keliatan ga peduli
Dan emang bener-bener ga peduli, soalnya Yeonjun lanjut ngomong, "--waktu kakeknya Wonjun mati, Yejun kesini bareng satu cewek, bukan sama dua bapak-bapak itu"
Wooyoung ngerutin alisnya, "...pacarnya?"
"Nope." Yeonjun ngegelengin kepalanya, "ga mungkin"
Terus mereka denger suara Changkyun lewat earpiece, "Cewek yang diledek sama anak lu karena nangis?"
"Yeah, that one" Yeonjun ngebales
"Lu tau siapa dia, kak?" Wooyoung nanya ke si hacker balik
"Done some research, found out the girl is actually his cousin--"
"I knew it!"
Wooyoung ngeliatin Yeonjun dengan ekspresi males, "Apaan? Lu ga tau apa-apa!"
"I knew it" Yeonjun ngulangin lagi kata-katanya, masih dengan kadar kesombongan yang sama kayak diawal, "gue tau dia bukan cewek sembarangan, nangisnya aja kalem"
"Sore.."
Salah satu bapak-bapak itu nyamperin Wooyoung dan Yeonjun di meja deket pintu masuk ruang duka, dia udah megang amplop putih dan nunjuk kotak putih di samping meja, "ini saya langsung masukin aja ke sini?"
"Oh iya, pak.. Silahkan ditulis juga namanya" Wooyoung ngasih gestur ke bapak-bapak itu buat nulis nama mereka di buku kedatangan.
Cowok bermata belo di sebelahnya yang daritadi cuma diem, ngambil pulpen dan nulis nama di buku kedatangan. Dan karena dua bapak-bapak ini pada sibuk sendiri, otomatis Wooyoung sama Yeonjun bisa ngeliat Yejun yang berdiri di belakang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
UPW - Upaya Parenting Wagu (P1H, Aespa, Epex, ATBO, Tri.be)
Fanfiction"MAMAKU JAGO NEMBAK!" "MAMAKU BISA BAWA MOBIL BALAP!" "MAMAKU CAKEP!" "....mamaku gula darahnya rendah" Kelanjutan dari Urusan Penerus Warisan. Menjalani kehidupan bawah tanah dengan tambahan bocil-bocil gemoy nan chaotic :)) WARNING! 🔴DLDR 🔴LGBTQ...