Best Mistake - Part 81

393 50 18
                                    




Saat ini mereka sudah berada disebuah pasar tradisional yang dimiliki sudut kota Wales hari ini, berbagai macam yang ada disini.

Perintilan-perintilan apapun semua ada, makanan ringan dan berbagai pernak-pernik khas eropa juga ada.

Mereka berhenti tepat didepan penjual yang menjajalkan banyak kostum badut atau kostum karakter-karakter kartun yang kerap ada ditontonan anak kecil, itu membuat Gaveen seperti berada dunia kartun saat ia bisa melihat berbagai bentuk karakter terpajang sepanjang jalan didepan nya.

Nathan mengambil salah satu karakter, dan memakainya.

"Cantikan mana aku atau Rapunzel ?", Nathan menolehkan wajahnya kepada Gaveen dan Irene. Rambut palsu Rapunzel yang panjang berada diatas kepalanya.

"Rapunzel akan insecure melihat kecantikanmu Nath",

Irene terbahak, tingkah Nathan yang satu ini memang kadang membuatnya sulit mengatur lajuan tawa nya. Ini sisi lain dari Nathan, kadang melucu walaupun garing tapi untuk kali ini Nathan sukses membuatnya benar-benar tertawa.

Sementara Gaveen bertepuk tangan riang melihat papanya yang tiba-tiba berubah jadi Rapunzel.

Irene lalu mengambil wig milik Flynn Rider yang menjadi pasangan Rapunzel di animasi Tangled.

"Ini baru cocok, wajahmu bahkan mirip Flynn tapi kamu lebih tampan sih sebenarnya",

Nathan tertawa, lalu ikut memasangkan wig Rapunzel dikepala Irene.

"Flynn tidak akan abadi tanpa Rapunzel",

"Haruskah rambutku kuubah jadi blonde ?",

"Tidak, tidak usah berbuat aneh-aneh. Rambutmu sudah cantik seperti itu",

"Kalau merah , ah hijau. Bagaimana ?",

"Ungu-ungu , boleh ?",

"Irene", desisnya.

Mereka sama-sama tertawa, sempat mengabaikan Gaveen kalau saja anak itu tidak mengeluarkan suara-suara geraman lalu menampilkan wajahnya yang cemberut.

"Oh Gaveen mau jadi apa ?, sebentar papa lihat-lihat dulu",

"Itu ada Labubu Nath, Labubu saja", pekiknya tiba-tiba. Lalu sedikit maju untuk mengambil gantungan kunci Labubu.

"Labubu ?, Nathan menaikan sebelah alisnya,"Never will !, bisa-bisanya anakku disandingkan dengan Labubu-labubu itu", cibirnya, lalu merebut Labubu dari tangan Irene menyimpan kembali pada tempatnya.

Labubu, ia benar-benar tidak menyukai wajah itu.

"Sabar ya Gav ... maklum orang tuamu gen-Z jadi harap maklum ya nak kalau sedikit-sedikit kamu akan jadi korban oleh mama sendiri", Nathan mengusap-usap kepala Gaveen sayang, berada ditengah-tengah orang tua gen-Z seperti mereka memang kadang membuat Gaveen sesekali tertekan.

"Kuat-kuat ya Gav, tunggu sampai kamu ada teman nya", Irene tertawa, lalu mengusap peluh keringat yang ada dikepala anaknya.

Ucapan Irene itu mampu menarik Nathan kembali pada kejadian semalam.

"Ada teman ? ,, Nathan mengulum bibir ,"Benar Gav, tunggu saja semalam programnya baru saja dimulai",

Nathan menaikan alisnya menggoda Irene, membuat wanita itu menaikan lirikan nya dengan gestur mulut mencibir pada Nathan lalu berjalan cepat demi menghindari wajahnya yang memerah didepan pria itu.

Kembali terjebak dengan omongan sendiri sepertinya menjadi kebiasaan baru miliknya.

"Siap ke rute selanjutnya ?", Nathan berteriak membuat Irene memelangkan langkahnya hingga bisa mengsejajarkan langkah Nathan.

Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang