Best Mistake - Part 73

341 44 16
                                    






Flashback in Bali.

"Sedang apa Nath ?",

Nathan membuka earphone ditelinganya saat bisa merasakan pergerakan disebelahnya disusul tangan yang melingkar dilehernya lalu kecupan manja pada pipi kanan nya.

"Kenapa sayang butuh sesuatu ?", Irene menggeleng lalu memperbaiki posisi duduknya. Kakinya terasa pegal mungkin efek dari perut nya yang kian membesar saja.

"Kakiku boleh naik meja tidak ?, pegal Nath",

"Pegal ?, mau di pijit ?", tanya nya sembari tangan sudah bergerak mendekatkan meja agar kaki Irene bisa naik keatas sana.

"Tidak usah", tolaknya lalu dengan pelan membawa kakinya menaiki meja, ia sedikit meringis saat mendapati pergerakan di perut besarnya membuat Nathan ikut mengusap pelan perut istrinya sekedar memberi ketanangan pada baby twins yang ada didalam sana.

"Kamu sedang apa ?", Irene sedikit melirik layar ponsel Nathan yang membuka aplikasi youtube disana.

"Sedang nonton apa Nath ?, serius sekali",

"Aku sedang menonton parenting tentang orang tua pada anaknya",

"Kamu kan sudah punya beberapa bukunya Nath ",

"Masih belum puas sayang, diyoutube juga banyak podcast-poscast yang memabahas masalah parenting",

Irene tersenyum bangga, lalu menyandarkan kepalanya dibahu Nathan.

"Entah kenapa aku selalu suka dan bangga soal kamu yang mau banyak tau seperti ini Nath, apalagi tentang anak kita nanti kamu belajar banyak",

"Harus sayang, kita ini baru pertama kali jadi orang tua jadi harus banyak-banyak belajar tentang cara mendidik anak, masalah atau isu yang muncul pada anak, dan seperti apa kita menyalurkan kasih sayang pada mereka apalagi baby twins ini", jelasnya sembari tangan kembali mengusap-usap perut besar istrinya.

"Benar, mereka kembar Nath jadi kita perlu menyiapkan banyak mental. Harus seimbang juga jangan sampai ada yang merasa kurang kasih sayangnya",

Nathan menghela nafas berat, ini salah satu menjadi perhatian besarnya. Mengurus bayi kembar harus benar-benar butuh tenaga ekstra. Harus seimbang dari segala apapun.

"Ngomong-ngomong aku sudah menyiapkan planing untuk mereka", Irene mengangkat kepalanya sebentar untuk menatap Nathan yang sedang antusias lalu kembali menyandarkan kepalanya lagi.

"Planing apa ?, coba beritahu. Aku juga ingin tau planing apa yang sudah kamu rancang",

"Okey, karena baby twins ini laki-laki dan perempuan jadi aku menyiapkan planing berbeda untuk mereka",

"Kalau untuk Gaveen Riuh, aku akan menyiapkan waktu untuk mengajaknya mengenal duniaku 'sepak bola' , aku akan mengajarinya dan melatihnya sebelum memasukan nya di akademi bola nanti dan oh belajar bela diri karena Gaveen laki-laki dia harus menjaga saudara perempuannya",

"Tapi kalau dia tidak mau ?, kita tidak bisa memaksa anak-anak untuk cita-citanya Nath",

"Tidak apa-apa, aku tidak akan memaksa Gaveen sayang tapi aku akan mencoba mengenalkan Gaveen dunia sepak bolaku dan kalau ternyata minatnya pada yang lain aku akan tetap mendukungnya. Apapun termasuk hobinya", Irene mengangguk menyetujui tentang yang satu ini.

"Kalau Dalphine ?",

"Nah kalau Dalphine, Nathan menghela nafas sejenak, "Perlu parenting milliter",

Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang