•
•
•
•Menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam untuk bisa sampai dipekarangan halaman rumah milik nenek Nathan, terlihat asri khas pedesaan karena memang mereka menyukai tempat dan suasana seperti ini.
Sebenarnya mereka memiliki hunian dibelanda juga tetapi lebih memilih menetap dan tinggal diswansea, dengan jarak kurang lebih sejam dari kota tempat tinggal Nathan. Selain mengurus perkebunan juga menghabiskan usia disini adalah memang pilihan yang tepat.
Dan untuk pertama kalinya Irene menginjakan kaki disini, ia merasa puas dan lepas saat menghirup aroma sejuk dan tenang ditempat ini.
"Ini kali pertama kamu kesini kan ?", tanya Romeo sembari membuka bagasi mobil menurunkan barang bawaan mereka. Sekedar oleh-oleh untuk mertuanya.
Sementara Melinda sudah masuk.
"Iya, ini baru kali pertama kami kesini",
"Nenek pasti senang melihat kalian, apalagi bertemu dengan cicitnya",
Irene hanya mengangguk lalu tersenyum, perbedaan sangat kontras terjadi antara interaksi dirinya dengan kedua mertuanya ini. Kalau dengan Melinda, Irene cenderung lebih hati-hati dalam bertindak maupun berucap, masih canggung.
Sementara dengan Romeo ia bisa sedikit rilex dan mulai sedikit merasa kehangatan yang sejak dulu dimiliki oleh Romeo kembali, dan harapan besar tentang Melinda jelas yang ia harapkan saat ini.
"Rene",
Irene baru akan berjalan masuk bersama Gaveen, kembali menoleh saat Romeo bersuara lagi.
"Tentang mom yang masih bersikap dingin itu, kamu jangan khawatri ya mom sedang melawan egonya",
Irene mengangguk samar.
"Tidak apa Mr. Tjoe, mrs. Melinda berhak melakukan itu padaku",
Romeo meringis, hatinya sedikit tidak terima saat kembali mendengar menantunya memanggil mereka seperti itu.
"Nak ... , sejujurnya aku kurang suka saat kamu bersikap dan memanggil seperti itu pada kami. Aku lebih senang kalau kamu mau menganggapku seperti ayahmu lagi",
Mata Irene berembun, ia ingin menangis tapi berusaha menahan nya.
Saat sudah berada tepat didepan rumah, Irene bisa melihat oma dan opa Nathan sudah berdiri menyambut kedatangan nya.
"Selamat datang Irene, bagaimana kabarmu nak",
Irene tersenyum membalas pelukan nenek Emily yang menyambutnya dengan hangat, lalu bergantian menyambut sapaan hangat kakek Orlando.
"Ini pasti Gaveen kan ?, dia setampan papanya. Ayo-ayo masuk, aku sudah membuat makanan spesial untuk kalian",
Orlando dan Emily sama-sama memperebutkan Gaveen, mereka terlihat membawa Gaveen masuk bersama, membiarkan Melinda membawa Irene sekedar melihat-lihat tiap sudut rumah.
Melinda tiba-tiba kepikiran, dan ia sudah memikirkan dengan matang tentang tidak ada salahnya membuka fikiran bersama Irene.
Mereka tidak bisa terus-terusan seperti ini, terlibat dalam kecanggungan jadi maka dari itu Melinda mengajak Irene sekedar berkeliling halaman rumah yang cukup luas ini, ditemani dengan aroma alami dari pepohonan yang mengelilingi tempat, hijau dan sejuk benar-benar membuat keduanya nyaman.
Mereka berakhir pada perkebunan anggur miliki Orlando.
"Suka ?, ini baru pertama kali kamu kesini semoga kamu betah Rene",
Irene menoleh sebentar, lalu kembali meneliti perkebunan anggur yang ada disini, tetapi mereka tidak masuk kesana. Melainkan hanya melewatinya.
"Suka, aku tidak pernah menemukan udara sejuk dan aroma alami seperti ini. Aku jadi kepikiran ingin menghabiskan masa tuaku ditempat seperti ini", Irene tidak tau, tetapi tiba-tiba ia bisa membawa dirinya lebih rilex saat bersama Melinda, tidak seperti kemarin dan tadi pagi yang masih sedikit kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-on
RomanceBest Mistake ~ Ketika satu kesalahan yang awalnya menjadi momok ancaman bagi seorang Nathan Tjoe dalam mempertahankan karirnya , mempertahankan nama baik keluarganya berubah menjadi kesalahan terbaik yang pernah ia lakukan dalam hidupnya. Elora Iren...