Best Mistake - Part 75

377 49 21
                                    




Rencana keinginan mereka yang tadinya langsung pulang , sepertinya ingin Irene urungkan saat netranya melihat sebuah taman yang persis berada diseberang jalan tempat wilayah pemakaman tadi.

Irene tersenyum dengan wajah sumringah lalu berjalan cepat menghampiri Nathan yang lebih dulu berjalan bersama Gaveen didepan , Nathan terlihat sedikit heran saat mendengar grasak-grusuk dibelakangnya.

"Kenapa hm ?" ,

"Ada taman disebelah sana Nath" , Nathan memandang, mengikuti arah telunjuk Irene.

"Taman Regents Park , mau kesana ?" , tanya nya memastikan.

Irene sejenak menatap Gaveen yang terlihat anteng bahkan cenderung sumringah dengan terus melihat-lihat sembari menunjuk apa saja yang tertangkap dimatanya. Tapi Irene memikirkan Gaveen yang baru saja sembuh.

"Mau sebenarnya tapi Gaveen baru saja sembuh" , senyuman manis terbit diwajah Nathan saat Irene ragu-ragu mengutarakan keinginan nya , lalu ia menyempatkan mengecup pipi gembul Gaveen sebelum akhirnya menarik tangan Irene menuju ke taman itu.

"Ayo" ,

"Gaveen bagaimana" ,

"It's okey .. sepertinya Gaveen juga senang. Iya kan Gav ?" , seolah mengerti Gaveen pelan-pelan mengangguk dengan gumaman yang tidak jelasnya.

Mereka tertawa melihat tingkah lucu Gaveen yang kerap mengikuti ucapan mereka meskipun hanya diujung-ujung saja.

Taman bermain untuk anak-anak, area berperahu, lapangan olahraga, taman, danau dengan unggas air dan burung bangau ada di taman ini , jelas membuat Gaveen bergerak bebas kesana-kemari walaupun sesekali dikejar oleh Nathan karena Gaveen masih belum terlalu lancar berjalan , masih butuh pengawasan.

Irene tertawa , terlihat senang saat Gaveen bisa menghabiskan waktu bersama papanya seperti ini.

Perasaan nya jauh lebih ringan karena sudah berhasil memberitahu dan membawa Nathan bertemu dengan Dalphine , ia juga lega tentang dirinya yang sudah jujur dengan Shayne tentang surat perceraian itu walaupun sampai sekarang mereka belum terlibat komunikasi apapun lagi.

Tidak ingin fikiran nya menyita kebahagiaan hari ini , ia mengikuti setiap langkah Gaveen dan Nathan menyusuri taman bermain kali ini.

Ia dengan satu wadah ice cream ditangan nya merasa tidak adil kalau ia hanya menikmatinya seorang diri.

"Mau ice cream Nath ?" ,

Nathan mengangguk lalu membuka mulutnya lebar-lebar saat Irene menyodorkan ice crema ke mulutnya.

"Lagi sayang" ,

"Hm ?" , beberapa detik ia tiba-tiba membeku, sudah lama ia tidak mendengar panggilan itu.

"Lagi ice creamnya" , Irene terbatuk lalu kembali menyodorkan ice cream pada Nathan beberapa sendok sebelum akhirnya berjalan cepat menyusul Gaveen yang sudah berdiri dipinggir danau dengan unggas air itu.

Gaveen terpekik saat Nathan menaikan Gaveen dipinggiran air mancur , mendudukan anak itu lalu ia duduk bersila diatas rumput.

"Gaveen senang ?" , deheman serta anggukan kecil kembali ia dapati.

"Mam ...

"Mama ?" , Nathan menoleh , melihat Irene yang masih tertinggal dibelakang sana.

"Mama sedang sibuk dengan ice cream nya" , cibirnya ,

Gaveen terpekik hebat saat Nathan mencoba menggelitik perutnya yang lari kemana-mana itu.

"Gav ... tau tidak , papa senang tapi masih belum bisa membuat mamamu yakin Gav jadi masih ada sedihnya sedikit. Maaf ya" , seperti orang dewasa pada umumnya , Gaveen terlihat menyimak ucapan-ucapan papanya dengan terus memandang wajah Nathan didepan nya.

Best Mistake || Nathan Romejo Tjoe A-onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang