45

7.6K 343 3
                                    

Alayya Dafeena tolak pintu hospital perlahan-lahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Alayya Dafeena tolak pintu hospital perlahan-lahan. Suasana bilik yang malap memimpin langkah Alayya ke dalam. Beg kertas berisi bekalan makanan yang Alayya bawa diletakkan atas meja tersedia. Alayya turut buka beg silangnya sebelum hampiri Putri di sofa.

Jelas terlihat Putri sedang gendong Qalisa bersama mata yang terpejam. Pasti Putri tertidur saat dodoi Qalisa. Sekali pandang saja Alayya dapat tahu yang Putri sedang keletihan.

"Putri..." Alayya berbisik sambil tepuk bahu wanita ini.

Tubuh Putri tersentak. Pantas, Putri lihat anaknya yang berada dalam dukungan. Tindakan refleks sang ibu, pasti akan mencari anak dahulu.

"Alayya ni." Alayya memberitahu.

Putri angkat kepala, lihat Alayya yang sedang berdiri di hadapan Putri.

"Sorry...tak perasan." Begitu rendah nada yang Putri gunakan, tak mahu anak kecilnya terbangun.

"Tak apa. Kau nak aku jaga Qalisa dulu? Kau nampak letih." Alayya mempelawa diri.

"Aku dah cuci tangan semua," beritahu Alayya lagi, kot lah Putri risau Alayya membawa bakteria daripada luar.

Putri mengangguk. Memang itu pun yang dia perlukan sekarang. Sejak Qalisa masuk ke wad dua hari lalu, Putri langsung tidak boleh berehat lebih dari dua jam. Anaknya kerap terjaga dan meraung, suhu Qalisa yang tidak reda-reda juga buat Putri tidak begitu senang mahu lelapkan mata.

"Qalisa memang tak mahu diletakkan di bawah langsung. Kalau aku letak dia dekat sofa, dekat katil, she will cry immediately." Putri bangun dan cuba untuk baringkan Qalisa di atas sofa tersedia.

Belum sempat Putri baringkan anaknya dengan sempurna, Qalisa sudah meragam serta cengkam pakaian Putri dengan begitu kuat.

Alayya termangu. Sampai begitu sekali. Patutlah Putri nampak keletihan. Dua hari berturut-turut Putri dukung anaknya tanpa henti sedangkan sewaktu Putri hendak letak Qalisa di bawah, Qalisa tampak sedang lena tidur. Tapi si kecil itu tahu kalau dirinya bakal diletakkan di bawah.

"Shhh..." Putri terus gendong anaknya semula, tepuk pinggul Qalisa, mahu redakan tangis Qalisa.

"Tak apa, sini beri pada aku. Biar aku tenangkan dia. Kau pergilah rehat atau makan. Aku ada bawa makanan dari rumah, selera la sikit nak makan." Alayya hulurkan bantuan.

Putri tidak fikir dua kali, langsung berikan Qalisa pada Alayya.

"Ini, aunty Alayya. Qalisa rindu aunty kan?" Putri bercakap dengan anaknya.

Tangisan Qalisa mereda perlahan-lahan. Saat itu juga, Alayya lantas ambil Qalisa daripada dukungan Putri.

Usah tanya betapa leganya Putri rasa sekarang. Qalisa memang suka benar pada Alayya. Saat Alayya mahu pulang daripada rumah mereka pun, Qalisa bukan main cengkam baju yang Alayya pakai, tak mahu beri Alayya pulang.

[C] CINTA YANG TIDAK TERGAPAIWhere stories live. Discover now