Ch 4. Reuni yang menyenangkan(?)

35 0 0
                                    

[Kyaa ~~ Tolong aku siapa saja~~]

Aku mendengar teriakan itu di ujung lorong ini.

Aku-pun berlari menuju arah teriakan tadi sambil ikut berteriak.

[Aku datang! Bertahanlah]

Setelah berlari beberapa detik aku tiba di belokan yang mengarah kekiri dan mengintip situasi dari pinggir tembok lalu aku-pun melihatnya.

Sekitar 200 meter dari lorong ini ada sebuah ruangan, aku tidak tahu ruangan itu besar atau kecil tapi yang jelas aku masih mendengar suara teriakan dan tangisan meminta tolong dari sana.

[Uwaa~~tolong aku~ Uwa~a~a]

.

.

[Sepertinya aku kenal suara ini.]

Aku kembali berlari menuju ruangan itu .

Setelah aku berlari sekitar 100 meter.~

*deg

[!!?]

Tiba-tiba muncul lubang jebakan.

[Yang benar saja, kenapa ini muncul pada saat seperti ini!!?]

Aku berusaha menggapai ujung tanah seperti sebelumnya tetapi tanganku tidak bisa menggapainya.

Dalam keadaan panik aku mengambil anak panah kayu dari tas ku dan menggunakannya sebagai penambah jangkauan tanganku.

Tetapi karena aku sudah masuk kedalam lubang itu dalam keadaan terjatuh, aku menggunakan anak panah itu untuk di tancapkan ke dinding.

*krek~~~

Ketika anak panah itu tertancap ke dinding, aku tidak langsung berhenti karena berat tubuhku dan karena tembok itu terbuat dari tanah, tubuhku masih meluncur ke bawah walaupun kecepatannya tidak secepat tadi.

Berfikir menggunakan anak panah itu saja tidak cukup, aku menggunakan tanganku yang satunya untuk menggunakannya seperti cakar hewan ke dinding.

[Arghhhh....sakit,sakit sekali]

Aku menahan rasa sakit yang kurasakan di tanganku dan terus mencakar dinding sampai akhirnya aku berhenti meluncur kebawah.

[Pew~~hampir saja.]

Ketika kumelihat kebawah, aku bisa melihat tombak-tombak mengarah keatas.

Jarak tombak-tombak itu denganku sangat kecil, bokongku hampir tertusuk.

[Wow.Anak panah ini kuat sekali.]

Itu pendapat dari dalam lubuk hatiku.

setelah aku menancapkannya ke dinding dan terseret kebawah,anak panah ini tidak patah.

[Ouch..tanganku.]

Melihat kondisi tanganku yang kugunakan untuk mencakar dinding, darah merah keluar dari sana, kulit di bagian telapak banyak yang mengelupas dan kuku-kukunya banyak yang lepas.

[Aw...perih,ini perih sekali.Sebaiknya aku menggunakan 'itu']

Sambil menahan perih, tanganku menggapai tas ku untuk menggapai benda 'itu'.

[Ketemu.Sekarang ...bagaimana cara memakainya.]

dengan menggunakan skill "Appraisal" aku memeriksa benda 'itu'.

{Name : Healing Potion 1}

[Masih yang keluar hanya namanya saja ya.. haaah]

Sambil menghela nafas dan bergelantungan, aku menggukan mulutku untuk membuka tutup botol itu, botol ini memiliki tutup kayu seperti anggur atau sampanye sehingga untuk membukanya cukup membutuhkan tenaga.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang