Ch 50. Persiapan Mental

7 1 0
                                    

[Kubur lampunya! Bangunkan yang lain! Panggil yang masih ada diluar! Setelah semua sudah berkumpul tutup pintu goa dengan kain!]

Pak Agus memberi perintah kepada anak buahnya dengan cepat, anak buahnya pun bergerak tanpa mengeluarkan suara apapun dan langsung segera menyelesaikan perintah yang mereka terima.

Melihat itu aku jadi teringat kalau mereka adalah pasukan khusus yang sudah terlatih dan berdisiplin tinggi, walaupun pemimpin mereka sepertinya harus butuh pelatihan disiplin yang lebih sih.

Dikarenakan teman-temanku ada yang membangunkan mereka jadi aku tidak perlu bergerak, aku hanya perlu membangunkan Intan dan aku sangat paham kalau itu bukan hal yang mudah jadi yang akulakukan sekarang adalah menutup mata dan berkonsentrasi.

Menggunakan 'Mana Sense', aku berusaha mendeteksi keadaan diluar.

Jarak terjauh yang bisa kulakukan adalah 20 meter, jadi yang tertangkap di persepsi ku hanyalah titik-titik mana dari teman-temanku dan pasukan khusus ini.

Anehnya, semua mana yang kurasakan dari pasukan khusus ini (termasuk pak Agus dan pak Jordy) berwarna dan berbentuk sama.

Aku tidak tahu mengapa tetapi mana yang ada di tubuh mereka hanya diam tidak bergerak.

Berbeda dengan milik teman-temanku yang lain, mana yang ada di tubuh mereka bergerak mengelilingi tubuh seperti darah.

Terutama di jantung mereka, setiap kali berdetak, muncul mana baru yang menggantikan mana yang terbuang.

Mana terbuang dari tubuh mereka menuju ke udara dan mana itu berubah dan bergabung dengan mana yang ada di udara.

Titik dimana mana itu terbuang berada di ujung-ujung jari dan kaki lalu di permukaan kulit.

Jadi, mana terbuang itu jika di ibaratkan maka seperti ketika seseorang setelah mandi air hangat dan di seluruh tubuhnya mengeluarkan uap, nah uap itulah mana yang terbuang itu.

Tapi, milik pasukan khusus tidak begitu, mana mereka hanya terdiam di dalam tubuh mereka tanpa bergerak dan membeku.

Seperti sedang terkunci.

[Intan, bangunlah! OI!]

Aku berteriak dengan kencang ke telinganya Intan dan dia tidak terbangun.

Sudah banyak cara yang kulakukan sampai saat ini untuk membangunkannya.

Ketika aku menyumbat hidungnya, dia akan bernafas memakai mulutnya.

Dulu waktu aku menggelitiknya, dia malah mengigau kalau dia tidak bisa makan lagi.

Ketika aku menggoyangkan tubuhnya, dia tidak merasa terganggu sama sekali.

Karena itulah aku menyerah membangunkannya.

Tapi anehnya, dia pasti akan bangun tidur tepat jam 5 pagi, aku tidak tahu bagaimana dia melakukan itu.

[Hei, apa yang kau lakukan? Cepat bangunkan dia!]

[Kalau aku bisa sudah kulakukan dari tadi....]

[Ohh, apa dia tipe orang yang susah bangun?]

[Tepat sekali]

Aku tidak tahu tapi pak Agus setelah mendengar itu langsung mengambil sesuatu dari tas nya.

[Coba ciumkan ini ke hidungnya!]

[Apa ini?]

Apa yang dia berikan adalah sebuah botol kaca yang berisi sesuatu cairan yang berwarna putih kekuningan.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang