Ch 25. Akhirnya Berkumpul Kembali

12 2 0
                                    


[Flamethrower!]

[Wind Blow]

Mereka mengatakan kata kunci dari sihir mereka lalu keluarlah sihir itu.

Beberapa detik setelah sihir itu digunakan saat sihir nya sudah berhenti, Felicia langsung melesat kedepan mengayunkan Mace nya ke kepala monyet terdekat lalu dia tidak berhenti disitu, dia langsung mencabut Macenya dari kepala monyet itu dan mengayunkannya ke monyet yang lainnya. Dia melakukan itu terus-menerus sampai akhirnya 4 monyet sudah menjadi korbannya. Aku bahkan belum sempat menembakkan anak panahku.

[Reni!!Kevin!! apa kalian baik-baik saja!??]

Intan sudah berteriak memanggil mereka, baiklah sekarang strategi selanjutnya.

[[INTAN!?]]

Suara ini, sudah pasti kalau ini suaranya Reni dan Kevin. Waktunya bekerja.

[Haris, kau urusi monyet yang kau lontarkan tadi, Desi, kau tetap disitu, Siska, kau lindungi Desi dan awasi sekitar jika kau melihat monyet maka beritahu Desi untuk mengalahkannya dan Intan, obati mereka, langsung gunakan dua kali healmu itu, jika kau tertidur, aku akan menjagamu dan yang terakhir Felicia, tolong pastikan monyet yang terbakar itu benar-benar sudah mati.]]

Haris bisa mengatasi monyet-monyet yang dia lontarkan tadi dengan leluasa, Sedangkan Desi aku minta dia untuk bersiaga disitu karena aku yakin dia kehabisan tenaga setelah menggunakan sihir itu tadi, Siska aku minta untuk mengawasi sekitar karena dia adalah Thief jadi hal ini seharusnya mudah baginya lalu Intan kuminta mengobati Reni dan Kevin. Jujur aku ingin bertanya sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka? Reni yang bajunya sangat terbuka itu yang memperlihakan paha dan perutnya lalu Kevin yang sekujur tubuhnya ada balutan kain seperti perban yang berwarna merah karena darah.

[Andi.]

Kevin memanggil namaku, sepertinya penyelamatan kami berhasil.

[Syukurlah kami tepat waktu.]

Benar-benar aku bersyukur kami tepat waktu. Aku sangat gelisah dari tadi, takut terjadi sesuatu yang buruk.

[Intan prioritaskan Kevin terlebih dahulu.]

Wajahnya pucat seperti mayat. Di tambah lagi wajahnya yang seperti wajah preman, melihatnya saja sudah membuatku merinding.

[Baiklah 'Heal']

[Kami.... Selamat?]

Bersamaan dengan cahaya putih menyelimuti Kevin, dia langsung terjatuh pingsan, tentu saja aku yang ada didepannya menahan tubuhnya supaya tidak jatuh. Berat badannya berat tetapi bukan berarti aku tidak bisa mengangkatnya. Mungkin karena point 'Strenght' ku meningkat yang membuatku menjadi lebih kuat.

Baiklah, mungkin Kevin pingsan karena dia sudah tidak tegang bertarung lagi dan merasa tenang dan aman melihat kami, sedangkan Reni, dia membantu Felicia menghabisi monyet-monyet yang tersisa.

Aku lalu mengambil semua rumput kering dan ranting kayu dari tasku dan mulai membuat api unggun. Tas kosongnya aku gunakan sebagai pengganti bantal untuk Kevin. Sepertinya aku sudah cukup mahir membuat api unggun, tidak ada 5 menit apinya sudah jadi. Kulihat mereka juga sepertinya sudah selesai mengurusi monyet-monyet yang tersisa dan Intan dia juga masih tertidur setelah menggunakan sihirnya 2 kali ke Kevin untuk menyembuhkannya.

[Haris, apa kau sudah selesai? Kalau sudah keluarkan daging unggas itu.]

[?? Ahh tentu.]

Haris berjalan menuju kemari lalu menaruh tas yang berisi dua ekor unggas ke lantai dan mulai mengeluarkannya. Waktunya pekerjaan yang membosankan yang harus kulakukan yaitu.... mencabuti bulu unggas ini.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang