Ch 55. Menyelinap ke Dalam Sangkar

7 1 0
                                    

[Kalau begitu, aku pergi dulu, jika ada sesuatu, bergeraklah kearah kanan 10 meter lalu kembali ke tempat dan lakukan itu sebanyak 2 kali.]

[Tentu, semoga berhasil.]

[Dan tetap pantau radiomu itu, siapa tahu mereka yang menghubungimu.]

Akupun pergi, membersihkan kandang serigala dengan diam-diam.

Dengan menunduk bahkan merangkak, aku mendekati pintu depan.

Semakin aku mendekat, semakin terlihat besar tempat ini.

Tembok betonnya saja tingginya sudah melebihi 5 meter.

[Bagaikan tembok penjara.]

Aku bergumam begitu.

Ya walaupun aku tahu kalau tembok penjara lebih tinggi dari pada tembok ini.

Tapi tembok setinggi ini masih saja bisa ditembus.

Buktinya adalah adanya serigala didalam sana

Sekarang aku bingung, bagaimana aku masuk kedalam.

Ditambah tempat ini dekat dengan pintu masuk tempat wisata.

Lupakan soal itu dulu.

Temboknya terlalu tinggi untuk di panjat dan pintu masuknya ada serigala disana.

Tapi untung saja serigalanya hanya 1.

Jadi aku putuskan kalau aku akan masuk lewat pintu depan.

[Tarik, bidik dan.... lepas!]

*hyuuuu

*jleb

[1 jatuh, 12 lagi tersisa.]

Aku langsung berlari masuk kedalam dan bersembunyi di bayangan bangunan paling depan (barak) dan memeriksa keadaan.

Apa yang kulihat adalah neraka.

Ada banyak mayat berserakan dimana-mana dan mayoritas mereka tidak utuh, seperti ada yang kepalanya hancur dan otaknya berceceran disekitarnya, ada yang tubuhnya terbelah dua, ada yang seluruh bagian tubuhnya hilang dan lain-lain.

Hanya satu persamaan yang aku lihat.

Yaitu semuanya berwarna merah.

Lalu bau besi menyengat, dan udaranya lembab.

Jika aku hitung sekilas, jumlah mayat yang ada didepanku saja bisa melebihi 50 mayat.

[Sebenarnya apa yang terjadi disini?]

Aku berjalan mengendap-endap menyisiri dinding menuju kearah gudang amunisi.

Berjalan dengan perlahan-lahan sambil menyembunyikan suara langkah dan bernafas sepelan mungkin untuk menghindari deteksi serigala-serigala itu sambil sesekali merasakan mana mereka.

[Ada satu serigala di atas tembok.]

Baik, itu target berikutnya, jarak 30 meter.

[Terlalu jauh, aku akan mendekat lagi.]

Berjongkok, berjalan mendekat dengan memanfaatkan bayangan sebagai tempat sembunyi lalu akhirnya saat jarak antara kami sudah dibawah 20 meter, barulah aku menembak anak panahku.

[Kena. Tepat di kepala.]

Aku harus membunuh mereka secepat mungkin, jadi aku mengincar kepalanya dengan anak panah yang terbuat dari 'Create : Mana Arrow'.

Karena jika tidak begitu, aku takut serigala itu akan melolong jika panahku tidak langsung membunuhnya dan aku tidak begitu yakin apakah aku bisa mengenai jantungnya, jadi aku fokuskan saja ke kepala yang mudah di kenai.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang