Ch 56. Shadow Wolf

8 1 0
                                    

[Sial, mereka berlari cukup cepat!]

Serigala-serigala itu berlari dengan melompati atap bangunan dan sejenisnya, membuatku kesulitan membidik anak panahku.

[Tidak ada pilihan lain.]

Aku lalu melompat sekuat tenagaku ke atap bangunan tapi mungkin karena aku belum terlalu terbiasa, aku melompat terlalu tinggi dan malah melewati target mendaratku.

[Wow, aku tahu semenjak aku bertarung melawan boss monyet sebelumnya kalau aku bisa melompat tinggi tapi tidak kusangka kalau akan setinggi ini.]

Gedung ini tingginya sekitar 5 - 6 meter dan lompatanku tadi mungkin melebihi 8 meter tingginya.

Manusia biasa tidak bisa melompat setinggi itu, tapi berkat bantuan dari status yang entah datang dari mana aku bisa melakukannya.

[Baiklah. Sekali lagi!]

Kali ini aku berlari menuju ke barat sambil menyerang serigala yang secara kebetulan ada di depanku menggunakan busur dan panah.

Total ada 3 serigala yang sudah kubunuh semenjak aku berlari.

[7 mati, 6 hidup.]

Aku sudah tidak lagi menghiraukan rasa tidaknyaman yang kurasakan setiap kali menghitung serigala itu, yang penting sekarang aku sudah berada di atas tembok bagian barat dan sedang mengintai situasi di luar.

[Yup, itu Intan.]

Sejauh 20 – 30 meter didepanku, terlihat ada cahaya bergerak ke arah tempat ini dan di depan mereka ada 5 serigala sedang bersembunyi dan berusaha mengepung mereka.

Aku menyiapkan busurku dan membidik serigala yang paling dekat denganku.

Untungnya dia hanya bersembunyi di semak-semak jadi anak panahku tidak diragukan lagi akan mengenainya.

Tetapi, saat anak panahku hampir meluncur, tiba-tiba dibelakangku ada reaksi mana yang muncul.

Aku sudah pastikan kalau dibelakangku tidak ada sosok lain selain 3 titik mana milik manusia yang belum sempat kutolong.

Dan ini bukan milik pak Agus juga.

Lalu yang paling parah adalah, titik mana ini bergerak sangat cepat kearahku!

Sampai akhirnya aku melihatnya melompat dari gedung kearahku dengan mulutnya terbuka.

Secara spontan aku mengarahkan busurku ke sosok ini dan beruntungnya mengenai matanya.

Tapi dia tidak berhenti, tetap membuka mulutnya berusaha melahapku tanpa memperdulikan rasa sakit di matanya.

Aku takut melihatnya jadi aku melompat turun ke bawah di bagian dalam pos.

Sosok itu berada di atas tembok, melihatku sambil menggeram.

Dengan cahaya dari anak panahku, aku menjadi tahu wujud dari sosok ini.

[Serigala..... bayangan?]

Seperti serigala sebelumnya, serigala ini berwarna hitam, mata merah menyala, tubuhnya lebih kecil dan ekor nya terurai-urai seolah-olah menyatu dengan kegelapan malam.

Lalu kakinya, dia tidak punya kaki! Kakinya menyatu dengan bayangan.

[Shadow Wolf....]

Walaupun sama-sama memiliki rambut berwarna hitam, serigala di depanku ini memiliki warna hitam yang lebih transparan, seolah-olah tembus pandang.

Lalu, lama kelamaan.... seluruh tubuhnya menjadi transparan dan akhirnya benar benar menghilang.

Termasuk mana yang sebelumnya terdeteksi, sekarang benar-benar hilang tanpa jejak.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang