Ch 67. Misteri mulai sedikit terpecahkan

6 1 0
                                    

[Apa kau yakin tidak ada pakaian yang lain selain ini?]

[Kita di markas tentara, apa yang kau harapkan? Setidaknya ini lebih bagus dari pada telanjang bukan?]

Sial, Wandi benar.

Setelah aku bertarung melawan pak tua itu yang mengakibatkan pakaianku hancur tanpa sisa dan membuatku malu setengah mati, aku mencari pakaian di sekitar sini.

Dan tentu saja yang ada hanyalah pakaian militer yang berukuran besar dan sangat jelas kalau tidak pas bila kupakai.

Tapi tidak ada pilihan lain, walaupun aku harus melipat bajunya menjadi lebih kecil dan harus memakai sabuk yang berukuran paling kecil, itupun aku harus membuat lubang baru di sabuk itu supaya bisa pas di tubuhku.

Lalu celananya saja terpaksa harus aku potong supaya tidak menggangu pergerakan kakiku.

[Pfft.]

Jangan tertawa, sungguh.

[Ohh, buahahahahaha, pakaian itu cocok sekali kau pakai, nak!]

Pak tua itu datang dan menertawakanku.

[Kau pikir salah siapa?]

[Buahahahaha, maaf maaf, aku sedang sedikit mabuk saat itu.]

[Jadi kau dalam keadaan mabuk setelah semua yang terjadi disini ya? Sesuai dari yang diharapkan darimu George.]

Sersan Candra lah yang mengatakan itu, tapi aku tidak mengerti maksudnya.

[Apa maksudmu Sersan Candra?]

[Yaah, bagaimana bilangnya, saat tempat ini diserang aku tertidur pulas setelah meneguk beberapa gelas dan saat aku bangun, keadaan di luar sudah seperti itu jadi aku memutuskan untuk mengunci diri di sini dan membuat barikade sekuat yang aku bisa, karena aku tidak tahu apa yang menyerang tempat ini jadi aku selalu was-was kemudian tiba-tiba kau datang lewat pintu samping jadi aku secara reflek menyerangmu, maaf ya.]

[...]

[...]

Kami berdua terdiam setelah mendengar itu.

[Ya karena itulah Andi, aku minta kau memaafkannya.]

Sersan Candra juga memintaku untuk memaafkannya.

Jadi begini, aku di serang senapan mesin bertubi-tubi, di ledakkan disana-sini, hampir terbunuh berulang kali dan membuatku malu setengah mati hanya karena dia mabuk disini?

Ini sangat konyol, sangat konyol sampai aku tidak bisa tertawa mendengarnya.

Jika aku orang biasa pasti aku sudah terbunuh saat aku menginjakkan kaki kedalam sini.

Yang benar saja, oi.

Lalu, ini tempat militer kan? Dari mana dia mendapatkan alkohol itu?

Aku cukup yakin kalau minuman keras itu di larang di negeri ini, apalagi di militer.

[Tapi tetap saja nak, gerakanmu sangat hebat menghindari semua peluru yang kutembakkan itu, lalu kau juga bisa menahan tembakan dari bazooka ku juga dan pisauku tidak bisa menembus tubuhmu, aku pikir kau adalah monster sesaat, buhahahahahaha.]

[Aku akan memaafkanmu pak tua, tapi sebelum itu biarkan aku memukulmu dengan tanganku ini.]

[Hoo? Baiklah pukul saja.]

Pak tua itu lalu berdiri tegak dan membusungkan dadanya, siap menerima pukulanku.

Seluruh tubuhnya di penuhi dengan otot.

Kalau begitu aku akan memukul bagian perut saja.

Lalu aku mendekat dan mengepalkan tangan kananku.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang