Ch 19. Amarah dari dua gadis

14 0 0
                                    


[Menjauh dari pintu!]

Setelah aku berguling keluar dari ruangan itu, aku memerintah mereka.

Ketika aku menoleh ke belakang, bisa dilihat Ape Cave Sentinel berlari ke arah kami dengan sangat cepat, walaupun kami sudah keluar dari ruangan itu tetapi mungkin karena panahku sebelumnya mengenai matanya, dia marah dan berusaha menangkap kami khususnya aku karena akulah yang membuat marah seperti itu.

Dari lubang yang seharusnya tempat dimana mata kanannya berada mengalir darah yang sampai membasahi tubuh dari Ape Cave Sentinel itu.

[GROOAAAAA]

Dia berteriak dan berlari, berlari tanpa memperdulikan tubuhnya yang tertancap anak panah yang sudah ku lepaskan sebelumnya.

*Deng

Suara Ape Cave Sentinel membenturkan diri dengan pintu yang sudah tertutup.

Kami di sisi lain pintu itu hanya bisa menahan nafas berharap pintu itu tidak akan hancur menahan amukan Ape Cave Sentinel itu.

Ape Cave Sentinel berusaha beberapa kali mendobrak bintu itu tapi usahanya tidak berhasil, sampai beberapa menit akhirnya dia berteriak lagi dan berhenti mendobrak.

Sepertinya dia kembali keposisi awalnya.

[[[Haaaaaaahh]]]

Kami bertiga setelah memastikan Ape Cave Sentinel itu tidak berusaha mendobrak pintu itu lagi menghela nafas lega dan kami langsung duduk lemas bagaikan marionet yang senarnya terputus.

Untuk Siska,Desi dan Felicia mereka masih belum sadar, wajah mereka masih pucat, pandangan mereka kosong dan seluruh tubuhnya bergetar tanpa aturan.

Saat aku menyentuh tangan mereka, tubuh mereka sangat dingin bagaikan es

Aku langsung mengeluarkan kayu bakar dan cepat-cepat membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka.

Sementara aku melakukan itu akan kuminta Intan untuk menggunakan 'Heal' kepada mereka.

[Intan maaf, aku tau kalau kau sedang lelah setelah berlari barusan tapi tolong coba gunakan 'Heal' kepada Felicia dan Haris tolong tetap waspada dengan jalan didepan, kita tidak tau apa akan ada monyet muncul didepan.]

[Tentu, 'Heal'!]

[Baiklah]

Aku memintanya untuk mengobati Felicia terlebih dulu karena jika Siska atau Desi yang di obati pertama pasti mereka akan mencari Ricky dan panik.

Tidak bisa itu kubiarkan terjadi, karena itulah aku meminta Intan untuk menyembuhkan Felicia terlebih dahulu karena dia kupercaya dapat membaca situasi lebih baik daripada Siska dan Desi.

[!AGH]

Sesaat Felicia sadar, dia langsung mengecek sekelilingnya dengan wajah ketakutan dan sambil mengayunkan Mace nya.

[Tenang Felicia, tenang! Sudah aman sekarang.]

Aku memegang bahunya dengan kedua tanganku supaya pandangannya melihat kearahku, bisa terlihat kalau wajahnya sudah tidak pucat lagi sekarang dan nafasnya sudah tidak berantakan lagi seperti sebelumnya.

[Ini air, minumlah.]

[Terima kasih]

Felicia langsung meminum air yang kusiapkan saat di save point tadi, aku menyiapkan 3 botol air, aku ingin membawa lebih tapi tidak ada tempatnya jadi terpaksa hanya 3 botol saja.

Sekarang giliran Siska dan Desi yang akan disembuhkan, aku bingung dengan kemampuan Ape Cave Sentinel itu, ini sudah lebih dari 5 menit tapi Siska dan Desi masih dalam keadaan seperti itu tanpa ada tanda-tanda akan pulih.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang