Ch 82. Bangun Dari Tidur yang Lama(?)

9 2 0
                                    

[Aku tidak ingat dengan langit-langit ini....]

Kalimat itulah yang pertama kali keluar dari mulutku saat aku membuka mataku.

Ku menengok kekanan dan kekiri, menyusuri sekitarku dan aku melihat Intan tertidur dengan menyenderkan kepalanya ke tanganku.

Tunggu sebentar, sepertinya aku melewatkan sesuatu yang penting!

Ditambah lagi, tubuhku tidak bisa bergerak!

Eh mengapa ini?

Keringat dingin langsung bercucuran di seluruh tubuhku.

Bahkan satu jaripun tidak bisa kugerakan!

Hanya leherku saja yang bisa kugerakkan dan itu pun tidak terlalu membantu.

Kuputuskan untuk membangunkan Intan.

[Intan, hei Intan.]

[ZzZzZzZzZ]

Haaah, sudah kuduga, Intan akan sulit bangun jika sudah tertidur.

Apa aku perlu berteriak?

Melihat Intan yang tidak menunjukan tanda-tanda kalau dia akan bangun, aku berteriak memanggil seseorang di luar,

Radarku juga menangkap seseorang di kamar sebelah.

[Hallo! Apa ada orang diluar?]

Aku tidak memanggil menggunakan nama karena aku ingin menyembunyikan kemampuanku sebisa mungkin di tambah lagi akan canggung jika aku tiba-tiba memanggil nama orang itu secara tiba-tiba kan?

Setelah aku berteriak, aku bisa merasakan orang itu berjalan ke arah ruangan ini sampai akhirnya dia menunjukan wajahnya disini.

[Kau sudah bangun Andi? Syukurlah, akan ku panggil yang lain!]

Haris lah yang muncul dan menyapaku lalu dia berputar balik dan langsung lari keluar lagi

[Eh Haris tunggu!]

Dia sudah pergi terlebih dahulu.

Haaah, dan aku bisa merasakan kalau dia berlari sangat cepat dari radarku.

Ya sudahlah, lebih baik aku mencoba membangunkan Intan lagi.

[Intan! Bangunlah Oi!]

Aku lalu membuat anak panah di tangan kananku yang akan kucoba untuk membangunkannya.

Setelah anak panah itu muncul, aku berusaha menggerakannya dengan memberi tekanan mana di bagian belakang anak panah itu, mendorongnya keluar dari tanganku.

Dan itu berhasil!

Baiklah sekarang akan kucoba untuk memberi tekanan di bagian bawah, aku berusaha membuatnya terbang.

Entah bagaimana, mana di sekitar anak panah itu bereaksi dan mengangkat nya sesuai dengan keinginnanku.

Tidak hanya itu saja, ketika aku berfikir kalau aku ingin menggerakan anak panah itu kekiri dan kekanan, anak panah itu bergerak sesuai dengan isi pikiranku.

Kugunakan anak panah itu untuk menggelitikki lehernya Intan secara hati-hati, karena anak panah itu tetap tajam ujungnya.

[bufufufu~~zzzzz]

Dan hebatnya dia masih tidur, mungkin jika aku melakukannya sedikit lebih kasar...

[Aw!]

Dia menampar anak panahku dan melemparnya keluar pintu!

[Gyek!]

Ada suara dari luar......

[.......]

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang