Ch 83. Kedatangan Pemuda-pemudi Mencurigakan

14 2 0
                                    

Pertama kali aku bertemu dengannya adalah saat dia datang dengan di gendong menuju tenda kesehatan.

Teman-temannya bilang kalau dia tertidur tetapi apapun yang mereka lakukan tidak dapat membangunkan dirinya.

Ada 2 orang lain yang sedang tidak sadarkan diri, tapi aku tidak terlalu memperhatikan mereka berdua karena ketika mereka dibawa keluar dari mobil, mereka langsung di bawa ke tempat lain oleh dokter lain.

Aku tidak sengaja melihatnya saat aku sedang melakukan inspeksi ke beberapa sektor pengungsian di waktu senggangku.

Masih teringat jelas di dalam kepalaku ketika dokter umum disana mengatakan kalau anak itu sedang dalam keadaan koma.

Teman-temannya langsung terkejut mendengarnya.

Seharusnya tidak ada alasan mengapa aku memperhatikan mereka, hanya saja mereka datang membawa senjata-senjata yang tidak umum seperti pedang, tombak dan semacamnya.

Di tambah lagi mereka datang bersama agen dari pihak Intelejensi Nasional yang aku waspadai.

Aku sempat berfikir kalau pria itu datang kesini untuk menyelidikiku saat pertama kali tetapi ternyata dia malah pergi ke markas di hutan untuk mengirimkan sesuatu kesana.

Dan akhirnya orang itu datang kembali ke sini membawa beberapa anak kecil dan beberapa prajurit.

Aku ingin tahu apa yang terjadi di luar sana jadi aku meminta anak buahku untuk menanyakan beberapa hal kepadanya nanti.

Yang jelas anak-anak yang di bawa oleh orang itu berbeda dari anak yang lain.

Pertama, anak yang sedang mengalami koma, Andi namanya, saat dokter berusaha menyuntikkan obat kedalam tubuhnya, jarum suntik yang ditusukkan menjadi bengkok.

Awalnya dokter itu berfikir kalau hal ini hanya kebetulan, sampai akhirnya 10 jarum suntik menjadi bengkok baru dia percaya.

Disitulah aku mulai merasa ada keanehan dengan mereka.

Aku langsung memanggil anak buahku dan meminta menyelidiki mereka semua.

Kedatangan agen itu dan munculnya anak-anak ini tentu saja bukanlah kebetulan, itulah yang kupikirkan.

Setelah semua yang perlu kulakukan di sana selesai, aku kembali ke kantorku, menunggu hasil dari penyelidikannya.

Lalu, di hari berikutnya tempat ini di serang oleh sekelompok burung gagak raksasa.

Aku bisa melihat keputus-asaan di wajah semua orang begitu juga dengan diriku sendiri.

Makhluk sialan itu, peluru tidak bisa menembus kulitnya, peledak hanya membuat mereka jengkel dan anak buahku walaupun berusaha mengusirnya dengan semua usaha yang di perlukan tetap tidak berhasil menghalau mereka.

Tidak sampai salah satu kepala dari gagak itu tiba-tiba terpotong dan jatuh ketanah.

Aku melihat hal itu dari ruanganku menggunakan teropong.

Salah satu dari anak yang datang kemarin, anak yang tangan kirinya buntung, mengangkat tongkatnya kearah gagak-gagak itu dan mengeluarkan sesuatu.

Sangat tidak dipercaya.

Sungguh sangat tidak dapat dipercaya!

Gerombolan gagak itu terlempar menjauh seperti tertabrak sesuatu yang tidak kasat mata.

Setelah itu muncul angin topan entah dari mana di tengah-tengah kumpulan gagak itu, menyedot dan melukai gagak-gagak itu.

Tidak sampai disitu, angin topan itu lalu berubah menjadi bola dan jatuh ketanah, mengakibatkan getaran yang cukup kuat yang dapat kurasakan di kantorku, padahal kantorku berada di lantai 5.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang