Ch 88. Langkah Awal Terbentuknya Perlawanan

9 2 0
                                    

[Bagaimana bisa seperti ini.....]

Aku memegangi kepalaku melihat kondisi saat ini.

Sutrejo menembakku itu diluar dugaan, di tambah lagi situasi sekarang yang dimana Sutrejo di tahan oleh anak buahnya sendiri.

Lalu perlakuan anak buahnya kepadaku, mereka seolah-olah mengganggapku sebagai komandan mereka.

Jujur saja, aku tidak nyaman dengan ini.

Untuk sekarang, aku memerintahkan mereka untuk mencari semua bom yang kupasang.

Kertas yang bertuliskan daftar lokasi dimana saja bom yang kupasang sudah kuberikan, jadi mereka tinggal mencari dan mematikan bom itu.

Lagipula tempat dimana aku menyembunyikan bom-bom itu di tempat yang mudah di jangkau karena aku tidak bisa memasangnya di tempat sulit untuk dijangkau.

Kau tahu, aku masih belum bisa berdiri.

Karena semua bom yang kupasang itu memakai penghitung mundur sederhana, kuyakin mereka akan mengatasi bom-bom itu dengan mudah.

Sebenarnya apa yang terjadi kepadaku? Tubuhku tidak bisa bergerak secara tiba-tiba sesaat aku bangun tidur.

Bahkan dokter pun mengatakan kalau aku tidak apa-apa.

Kalau bukan keanehan lalu apa?

Apakah ini ada hubungannya dengan mimpiku waktu itu?

Tapi anehnya aku tidak ingat dengan mimpi itu.

Yaa, biarlah. Tidak ada gunanya memikirkan hal ini sekarang.

Setidaknya tanganku sudah bisa bergerak kembali jadi aku yakin kaki-ku akan bisa digerakan tidak lama lagi.

Sampai saat itu aku hanya perlu bersabar dan bersantai.

[Permisi, semua bom yang terpasang sudah di amankan.]

Orang yang datang dan memberitahuku itu adalah Angela, dia adalah sekretarisnya Sutrejo (menurut apa yang dia bilang), dialah orang yang menahan Sutrejo setelah aku ditembak dan terkena ledakan.

Dengan tubuh tinggi, berambut hitam dan dibuat model pony tail dan memakai kaca mata, ditambah tatapan matanya yang sering mengerutkan alisnya, memberi kesan galak dan pemarah.

Dia memang berwajah cantik, tapi karena dia sering mengerutkan alisnya dan tatapan matanya yang tajam dan menusuk, membuat dirinya mengeluarkan aura yang sulit di dekati orang.

Kau tahu, seperti guru yang ketat dengan peraturan.

[Begitu? Maaf merepotkan.]

[Tidak masalah, apakah ada hal lain yang anda inginkan?]

[Ada, tolong jangan bersikap sangat formal kepadaku, aku hanya seorang anak muda biasa.]

[Apa yang anda katakan? Tidak mungkin anda adalah anak muda biasa jika anda bisa memasang bom, kebal terhadap peluru dan ledakan, dan punya kekuatan yang tidak bisa dijelaskan.]

[Aku paham jadi berhentilah, kumohon.]

[Jadi, apa yang bisa saya bantu?]

[Urg.... ini sudah beberapa jam aku disini, teman-temanku di luar pasti sedang mencariku, bisakah kau membawa mereka kesini?]

[Kalau tidak salah, mereka adalah Intan, Kevin, Haris, Felicia, Reni, Wandi, Yanto, Candra, dan George.]

Wow, aku terkejut dia mengingat semuanya, bahkan termasuk Wandi, Yanto, Sersan Candra dan pak tua George.

[Aku terkesan, kau mengetahui mereka semua.]

[Ini hanya tugas saya dari Sutrejo, dia memerintahkan saya untuk mencari informasi mengenai kalian semua sesaat kalian datang bersama Sersan Candra.]

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang