Ch 71. Inferno 3

13 2 0
                                    

Api, hanya api yang terlihat di hadapanku ini.

Suara ledakan dan bau menyengat datang dari segala arah.

Jeritan serigala juga terdengar di sela-sela suara itu.

Hanya warna merah dari api dan hitam dari asap memenuhi sekelilingku.

Dengan mengandalkan radarku, ku buru serigala-serigala yang kebingunan itu satu persatu.

Jika dekat maka akan ku tusuk, jika jauh maka akan kukejar.

Sayangnya aku tidak bisa menggunakan busur karena luka yang kuderita saat ini.

Tapi tidak masalah.

Aku hanya perlu satu tangan untuk menusuk dan melempar anak panahku.

Ditambah lagi serigal-serigala itu sedang kebingungan dan ketakutan karena api ini, membuatku lebih leluasa memburu mereka.

Api ini tibak bisa melukai mereka dan diriku, tapi tetap saja mungkin karena insting mereka takut terhadap api membuat mereka lebih ketakutan lagi.

Bahkan di radarku, aku bisa merasakan serigala-serigala yang tidak terjebak di dalam api mulai berlari menjauh.

Aku mempunyai tangan di atas untuk situasi ini.

Tapi situasi ini tidak berlangsung lama.

Kenapa? Untuk beberapa alasan, apinya mulai mengecil dan padam dalam waktu yang cukup cepat.

[Yang benar saja! Tidak mudah untuk mempersiapkan semua ini!]

Menjerit frustasi, hanya itu yang bisa kulakukan.

Baigamana tidak? Siapa yang bisa menduga kalau api yang di sulut menggunakan peledak dan banyak sekali bubuk mesiu akan padam dalam waktu singkat?

Tidak sampai 10 menit semua api yang kusulut sudah menghilang tanpa jejak.

Sisi baiknya, aku sudah berhasil memburu setidaknya 10 ekor serigala, jadi itu cukup untuk mengurangi kekuatan mereka.

Sisi buruknya, dia datang.

Serigala raksasa itu mulai berjalan kemari.

Aku tidak tahu sudah berapa menit sekarang tapi aku berharap aku sudah mengulur waktu yang cukup untuk mereka memperbaiki mobil itu.

Karena kau tahu, serigala raksasa ini tidak bisa ku kalahkan.

Tidak untuk saat ini.

Tangan ku terluka, membuatku tidak bisa menggunakan busurku.

[Setidaknya untuk sekarang, aku akan kembali ke garasi.]

Menyelinap kedalam kegelapan, aku mengendap-endap berjalan kembali ke garasi sambil mengawasi situasi.

Untungnya serigala bayangan itu sudah mati, jadi tidak ada yang mengikutiku lagi.

Serigala raksasa itu berjalan kearah utara dimana tempat pertarungan sebelumnya.

Di sana dia mulai berkeliling ke segala arah.

Sepertinya dia berusaha mencariku dengan mengandalkan indra penciumannya.

Tapi karena bau bubuk mesiu dan benda lainnya yang terbakar, membuatnya kesulitan mencariku.

Kerja bagus untuk diriku sendiri, setidaknya itu akan mengulur waktu.

Yang jadi masalahnya sekarang adalah, aku tidak punya rencana lain.

Apa yang harus kulakukan sekarang?

Aku takut jika dia secara tidak sengaja mulai mencari di bagian selatan.

Dimana teman-teman berada.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang