Ch 31. Ape Cave Sentinel 1

20 2 0
                                    

Ruangan yang diterangi dengan cahaya yang redup membuat kami kesulitan melihat apa yang ada di depan kami.

Kecuali aku, aku bisa melihat dengan jelas apa yang ada didepan.

Monyet raksasa 'Ape Cave Sentinel' sedang duduk sambil menundukan kepalanya.

Di tubuhnya bisa terlihat ada sesuatu seperti kayu menancap, itu pasti anak panahku dan sepertinya luka-luka yang kuberikan tidak terobati. Aku tidak bisa melihat wajahnya tetapi aku melihat ada anak panahku. Luka dimatanya juga masih ada.

Bagus, dengan ini kami bisa bertarung dengan agak mudah.

[Andi, bagaimana?]

Kevin berbisik kepadaku dari belakang, bertanya tentang keadaan dari boss itu.

[Luka-luka yang aku berikan masih ada, kita akan menggunakan rencana awal.]

[Baiklah, sst kalian semua, sudah siap?]

Menengok kebelakang dan aku melihat teman-temanku menganggukkan kepala, menandakan kesiapan mereka.

[Akan aku buka.]

Kusiapkan busurku, kuarahkan anak panahku ke kepala monyet itu, kutarik nafasku dalam-dalam lalu kukeluarkan, kemudian.

*Hyuu~~

Anak panahku melesat tepat kearah kepalanya.

Tapi sebelum anak panahku menancap di tengkoraknya, monyet itu menangkap anak panahnya dengan tangan kanannya.

Bersamaan dengan cahaya di ruangan ini menjadi terang seperti siang hari, monyet itu bangun.

Bangun dan mengaum dengan sangat keras.

[*GraAaaaA~]

Dengan buru-buru aku menengok kebelakang untuk melihat apa ada yang terkena effect dari auman itu tetapi mereka semua tidak ada yang terjatuh seperti sebelumnya, walaupun kebanyakan dari mereka terutama perempuan menutup telinga mereka.

[Haah~~] aku menghela nafas lega karena deduksiku benar.

[Rencana A gagal! Lanjutkan ke rencana B!]

[Kalian dengar! ITS SHOW TIME!!]

[HAAAA!!]

Satu persatu mulai memasuki ruangan boss ini dengan urutan yang sudah kami sepakati sebelumnya.

Aku, Kevin, Reni, Haris, Felicia, Desi, Intan dan Siska. Beginilah urutannya.

Kujelaskan rencanaku, rencana A yaitu dengan menembakkan anak panahku kearah kepala dari pintu masuk.

Jika aku beruntung maka anak panah itu akan menancap di kepalanya menembus tengkorak dan mengenai otak, membuatnya langsung mati ditempat.

Apabila rencana A gagal maka aku akan melanjutkan dengan rencana B, yaitu dengan serangan frontal dari depan.

Kenapa tidak meminta Haris menggunakan sihir anginnya ? Jarak sihir anginnya tidak cukup jauh untuk mengenai monyet raksasa itu, sihirnya akan lenyap setelah menempuh 2/3 dari jaraknya.

Bola apinya Desi juga sama, malah lebih rendah jaraknya dari pada sihir anginnya Haris, jadi cuma anak panahku yang bisa mengenainya dari jarak itu (25 meter) .

Wind Blow milik Haris memang bisa mencapainya tetapi sihir itu hanya untuk mendorong, tidak bisa digunakan untuk melukai dan Flamethrower nya milik Desi, tidak perlu ditanyakan lagi.

Tapi tetap saja gagal, ya sudahlah, yang sudah terjadi biarlah terjadi, tidak ada pilihan lain selain serangan frontal.

[Felicia dan Reni, kalian berdua lawan dia dari sisi kirinya bersamaku lalu para penyihir serang dari kejauhan dari sebelah kanan! Siska, tolong lindungi mereka dan Andi, lakukan sebisamu.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang