Ch 95. Goblin Jenis Baru

3 2 0
                                    

Sambil bersembunyi di bayang-bayang, aku menyelinap dengan hati-hati menuju toko grosir itu. Sering terdengar suara dari goblin sepanjang jalan, membuatku sadar kalau mereka lebih agresif di malam hari ketimbang saat siang hari. Mungkin hal itu juga alasan mengapa setelah matahari terbenam, mereka langsung menyerang ku dengan sangat ganas.

[Pew, beberapa bangunan lagi.]

Berjalan dengan langkah kaki sehening mungkin, sedikit demi sedikit ku mendekati toko itu. Terlihat dari jauh kalau kios di depannya sudah hancur beserta pintu masuknya. Melihat kekanan dan kekiri untuk memastikan situasinya sudah aman, aku bergerak masuk kedalam toko.

[Urgh..]

Aku langsung menggeram sesaat setelah masuk kedalam. Bau kotoran yang bercampur dengan bau darah ditambah lagi di dalam sini terasa sangat lembab membuat bau yang sangat mengerikan dan tidak bisa di deskripsikan dengan kata-kata.

[Seolah-olah aku masuk kedalam sarang goblin, sial.]

Bau menyengat ini membuatku khawatir, kuharap mereka berdua baik-baik saja.

Toko ini cukup luas, bahkan aku berani bilang kalau tidak ada toko yang lebih luas di sekitar sini. Karena itu juga, aku memakan waktu cukup lama untuk mengecek ruangan satu per satu. Sesekali terdapat goblin yang bengong yang langsung ku tusuk kepalanya. Aku tidak terlalu peduli dengan bau darah karena tempat ini sudah sangat penuh dengan bau itu, membuatku mual saja. Tiba-tiba tanah bergetar, aku langsung merapat ke tembok menunggu gempa itu berhenti. Anehnya, getaran ini muncul secara berkala seperti langkah kaki sesuatu. Indera penciumanku juga mencium bau yang berbeda, bau seperti goblin tetapi lebih pekat dan membuat mataku berair hanya dengan mencium bau itu.

[Ada sesuatu di ujung lorong ini...]

Seingatku, di ujung lorong tempat aku berada adalah gudang sembako, tempat itu cukup luas karena semua stok barang di simpan disana. Aku penasaran ada apa disana. Berjalan dengan berhati-hati sambil waspada dan mengandalkan semua inderaku, membuatku sampai di depan pintu belakang menuju gudang. Aku mendengar suara geraman dan suara beberapa goblin di dalam sana. Kucoba untuk sedikit membuka pintu untuk mengecek keadaan di dalam sana tetapi pintu gudang yang kusentuh ternyata sudah rusak dan terjatuh, menimbulkan suara yang cukup keras.

[Sial!]

Seketika aku mengutuk kecerobohanku karena dari dalam sana terdapat puluhan pasang mata kuning melihat kearahku dan suara goblin mulai terdengar dari arah depan dan belakangku.

[Ok, show time!]

Setelah aku mennyemangati diri, langsung ku melesat kedepan dan menusuk goblin terdekatku. Aku tidak mau bertarung di lorong sempit karena senjata tombakku akan sangat tidak menguntungkan jadi aku lebih memilih melesat masuk dan mengandalkan serangan kejut untuk setidaknya mengurangi jumlah mereka sebanyak mungkin sebisaku. Bertarung melawan banyak musuh sekaligus sudah menjadi kebiasanku sepertinya. Setelah kupikir-pikir lagi, selama ini aku melawan musuh yang jumlahnya lebih banyak bukan? Ha ha ha ha, urgh... aku sial sekali ternyata.

[Gya! Gya!!]

[Huh!? Kau pasti bercanda!]

Tiba-tiba, semua goblin itu tidak menyerangku lagi melainkan mundur kebelakang. Tidak lama setelah itu, mulai terasa getaran lagi dan akhirnya sosok yang membuat getaran itu muncul di depanku. Dia adalah goblin yang besar dan membawa batang kayu yang cukup besar. Telinganya lancip, berwajah mengerikan dan hanya memakai cawat saja di pinggangnya.

[Ho-Hobgoblin!]

[GROAA!!!!]

Hobgoblin itu mengaum cukup keras dan memandangku dengan mata kuningnya yang haus darah. Aku lalu menjadi waspada dan mengawasi gerak-geriknya.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang