Ch 62. Aku Akan Melindungimu

14 2 1
                                    

Disuatu tempat, beberapa kilometer sebelah barat dari pos dimana Andi dan lain-lain berada, terdapat 1 orang... tidak, 2 orang dengan satu orang di gendong di punggung yang berlari menyusuri jalan raya yang tidak sengaja mereka temukan.

Mereka berlari dengan putus asa, seolah-olah nyawa mereka yang dipertaruhkan, diiringi dengan suara auman dan gonggongan serigala dibelakang mereka.

[Kevin, tinggalkan aku dan larilah! Aku hanya menghambatmu saja.]

[Haah-haah, apa yang kau katakan? Diamlah disana, aku akan pastikan kita bisa keluar dari situasi ini!]

Pria itu, Kevin, sedang berlari di bawah sinar bulan sabit dan bintang-bintang dan dengan kehabisan nafas, menggendong Reni yang sedang terluka dipunggungnya.

[Tapi Kevin, jika seperti ini terus, kita akan terbunuh! Lebih baik tinggalkan aku disini untuk jadi umpan dan kau bisa lari!]

[Haaah-haaah hahaha, kau pikir aku laki-laki macam apa? aku tidak akan melakukan hal itu, jadi diamlah dan biarkan aku menggendongmu!]

Walaupun dengan kesulitan bernafas, dan kakinya sudah sangat letih seolah-olah ototnya robek dan menjerit kesakitan, Kevin tidak berhenti berlari.

Sudah beberapa jam semenjak Kevin berlari dengan sekuat tenaga menggendong Reni dipunggungnya.

Awalnya ada beberapa orang yang bersama mereka tetapi mereka jatuh satu persatu oleh gerombolan serigala yang mereka jumpai saat melarikan diri dari serigala raksasa itu.

Sesekali ada serigala melompat kearah mereka dan Kevin menghalaunya dengan mengayunkan tombak yang dia bawa.

Kevin tahu, kalau serigala-serigala itu bukanlah lawan yang berat baginya, itu bila mereka datang satu persatu.

Kevin sudah mencoba untuk bertarung melawan mereka tetapi serigala-serigala itu cukup pintar karena bergerak untuk mengepung Kevin dan yang lainnya dan mulai menyerang dari titik buta mereka.

Alhasil semua orang terbunuh dan tinggal Kevin dan Reni saja yang masih hidup.

Saat itulah Kevin sadar kalau dia tidak bisa bertarung melawang mereka dan memutuskan untuk mendobrak kepungan serigala itu dengan paksa lalu berlari sekuat tenaga.

Sampai sekarang, serigala-serigala itu sedang menunggu saat yang tepat untuk menerkam Kevin saat dia lengah.

Kakiku sangat sakit setiap langkah yang kuambil, staminaku tidak akan bertahan lebih lama lagi, aku harus memikirkan cara untuk bisa melawan mereka satu persatu, tapi bagaimana?

Kevin, merasa cemas dengan situasi saat ini, jika saja ada bantuan atau apa saja yang bisa dimanfaatkan, maka dia akan dengan senang hati akan menggunakannya tapi sayang tidak ada, sampai akhirnya ada setitik cahaya harapan di ujung penglihatannya.

Itu... bangunan? Kecil tapi terbuat dari bata! Syukurlah!

Melihat bangunan itu, Kevin mulai memaksakan kakinya untuk berlari lebih cepat menuju bangunan itu.

Sesampainya, mereka langsung masuk, menutup pintu dan jendela lalu menguncinya.

Bangunan ini hanya memiliki satu lantai dan tidak terlalu luas, bangunan yang biasanya digunakan untuk keperluan ronda masyarakat sekitar, atau yang bisa disebut pos kavling.

Dia menaruh Reni dan menidurkannya dengan tikar yang dia temukan didalam.

[Haah-haaah, kita akan beristirahat disini sejenak.]

Walaupun Kevin bilang begitu, dia melihat keluar jendela.

Dia melihat adanya beberapa pasang mata yang bercahaya di dalam kegelapan malam, melihat kearah Kevin lalu menghilang.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang