Ch 10. Job Archer

18 1 0
                                    

[Baiklah Intan aku mau bertanya sesuatu yang cukup penting kepadamu.]

Dengan memegang pundak Intan dan menariknya kearahku, aku menatap matanya langsung dari jarak dekat supaya dia tau kalau aku serius.

Tetapi dia malah memalingkan wajahnya kesamping.

Gadis ini..... Kenapa setiap kali aku melakukan ini dia selalu begini...

[Lihat mataku, kenapa kau selalu berperilaku seperti ini?]

Walaupun aku menggoyangkan pundaknya kedepan dan belakang dia tetap memalingkan wajahnya.

[Haaah.. sudahlah, tadi kau melemparku dengan botol ini kan?]

Aku menunjukan botol yang aku pungut setelah menjebak monyet-monyet tadi.

Botol ini adalah botol untuk healing potion secara otomatis dia pasti sudah meminumnya.

[Intan, apa sebelum ini kau pernah terluka atau bagaimana?]

[Tidak pernah, aku tidak terluka sama sekali.]

Aku hanya memastikan ini, tetapi bila ku ingat lagi penjelasannya...tunggu

[Tadi di ceritamu kau meminum air dari botol kan? apakah yang kau maksud botol ini?]

Keringat dingin pasti sedang bercucuran di wajahku sekarang.

[Iya aku meminumnya saat istirahat sebelum masuk ke ruangan yang ada monyet raksasanya itu. kenapa emangnya?]

Sudah kuduga... Argghhhh

[Intan apa yang sudah kau lakukan ARGGG]

Aku berlutut dengan kedua tangan menyentuh tanah yang bisa disebut posisi orz.

[Ehh kenapa emangnya? itu kan cuma air.]

Ahh begitu... dia tidak tau air apa itu dan dikira kalau itu cuma air minum, yang aku herankan kenapa Kevin dan Reni juga tidak tau tentang Healing Potion ini.

Kalau begini akan ku jelaskan ke Intan tentang Healing Potion itu.

[Intan, sebenarnya air itu bukan air biasa, tetapi Healing Potion ahh kau tidak bisa bahasa inggris hmm kau bisa bilang itu air ajaib yang bisa menyembuhkan segala macam luka di tubuh.]

[A-Air macam apa itu? itu tidak mungkin kan? kau jangan berbohong.]

Sudah kuduga dia akan bereaksi seperti itu karena aku juga sama, bahkan saat aku meminumnya di lubang jebakan waktu itu aku tidak yakin apakah akan ada effect atau tidak.

Tetapi setelah meminumnya luka di tanganku sembuh, bahkan kuku yang sudah lepas tumbuh kembali, aku tidak punya alasan untuk tidak percaya dengan healing potion ini, ngomong-ngomong healing potion itu masih tersisa setengah botol dan kusimpan di tasku.

[Aku tidak bebohong, sebelum aku kesini tadi aku terjatuh ke lubang jebakan dan tanganku terluka, tetapi setelah aku meminum air itu lihatlah tanganku.]

Aku menjulurkan tangan kiriku yang sebelumnya terluka ke arah Intan, dia hanya melihat tanganku dengan memiringkan kepalanya kesamping seakan dia bingung mau bereaksi apa.

[Walaupun kau bilang begitu tetap saja aku tidak percaya.]

Baiklah lagi pula aku tidak punya bukti untuk membuatnya percaya, aku bisa saja melukai tanganku lalu meminum Healing Potion yang tersisa tetapi aku bukan orang bodoh yang akan membuang sesuatu yang dapat menyelamatkan nyawaku di tempat ini hanya untuk membuat dia percaya.

[Andi dari pada membahas itu ayo cepat kita berangkat cari Reni dan Kevin!]

Intan mulai menyeret tanganku menuju lorong yang berada di tembok sebelah kanan ruangan ini.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang