Ch 23. Rasa Takut

16 0 2
                                    


[hah-hah-hah~]

Aku berlari, berlari kembali ke tempat semula untuk memberitahu mereka.

[Semuanya, aku menemukan Reni dan Kevin di depan! Ayo kita pergi.]

Sesaat aku sampai kuteriakan itu tapi.

[Benarkah? Ayo temui mereka.]

[[zZzZz~~]]

[Hiks,hiks]

[.........]

Haris terlihat bersemangat setelah mendengar itu, Intan dan Desi tertidur lalu Siska masih menangis dan Felicia.... diam tanpa bergerak seperti sebelum pertarungan tadi.

Aku terkejut dia masih bisa diam seperti itu setelah semua yang terjadi atau..... aku mulai khawatir dengannya.

Jika mereka seperti ini, bagaimana kami menolong Reni dan Kevin?

Aku harus melakukan sesuatu terlebih dahulu tetapi tidak sendiri.

[Haris, kita harus melakukan sesuatu dengan situasi saat ini.]

[Maksudmu?]

Haris bertanya kembali kepadaku, apa kau tidak merasa aneh dengan keadaan mereka?

[Haris, apakah mereka tertidur karena terlalu banyak memakai sihir?]

Aku tau kalau mereka tertidur karena kehabisan mana tetapi tidak salahnya memastikan itu kan?

[Ya itu benar, setelah Intan mengobati Siska, dia mengobati Felicia tetapi Felicia tetap seperti itu.]

[Kalau begitu tolong siapkan barang-barang kita, kua tidak perlu membangunkan mereka karena mereka tidak akan bangun walaupun kau berusaha, untuk Siska dan Felicia... Aku akan melakukan sesuatu.]

[Begitu? Baiklah.]

Haris berdiri dan mulai mengambil barang-barang kami yang berserakan karena pertarungan sebelumnya.

Lebih baik aku diamkan Siska terlebih dahulu, aku akan melihat kondisinya Felicia terlebih dahulu.

[Felicia...]

[.....]

Aku memanggil namanya sambil duduk didepannya.

[Felicia.]

[.....]

Dia tetap diam tanpa mengatakan sepatah kata pun.

[Felicia.]

[!!?]

Aku memanggilnya untuk yang ketiga kalinya dengan menaruh tanganku di pundaknya dan tubuhnya langsung tegang seperti kucing yang terkejut.

Lalu Felicia mengangkat wajahnya menghadapku.

Wajahnya sangat pucat sampai membuatku berfikir kalau darah yang ada diwajahnya menghilang.

[Ada apa Felicia? Kamu kenapa?]

Saat aku menanyakan itu, tubuh Felicia langsung bergetar dan dia mulai mengeluarkan air mata.

[A-a-aku tidak bisa, aku tidak bisa, aku takut sekali.]

[Kau takut dengan apa? Tenang dulu.]

Dia mulai panik dan berbicara dengan cepat sampai aku kesulitan menangkap apa yang dia bicarakan, yang jelas dia mengatakan kalau dia ketakutan.

[Kau tahu kan ketika aku jatuh kesini sendirian dan tidak tahu apa-apa di kejar oleh monyet-monyet itu yang ingin membunuhku sampai akhirnya aku bertemu dengan kalian.]

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang