Ch 90. Masalah datang satu per satu

15 1 0
                                    

3 hari sudah berlalu semenjak pidato itu dan sekarang aku sedang terkurung di sebuah ruangan yang cukup luas.

Disini aku sedang bertarung melawan banyak sekali tumpukan kertas yang jumlahnya makin hari makin bertambah.

[Permisi~]

Angela datang dan membawa tumpukan kertas lagi... ya ampun.

[Angela, kenapa ada banyak sekali dokumen yang datang?]

[Tentu saja karena kebijakan-kebijakan yang anda lakukan beberapa hari ini bukan?]

[Itu memang benar tapi, apa dokumen sebanyak ini itu perlu?]

[Apa yang anda katakan? Tentu saja itu perlu. Lagipula sebelum anda yang memimpin, jumlah dokumen yang dikerjakan juga tidak jauh berbeda.]

[Ugh.... kalau begitu setidaknya bisa tolong carikan beberapa pembantu? Aku sekarat menggerjakan ini semua sendirian.]

[Mohon maaf sebelumnya, tapi semua orang yang sebelumnya bekerja di bagian administrasi sedang mengikuti pelatihan.]

[Apa? jadi itu mengapa semua dokumen ini terus menumpuk, cepat panggil mereka kumohon!]

[Baik, kalau begitu saya permisi.]

Haaaah......

Setidaknya aku akan mendapatkan beberapa pembantu.

Dokumen-dokumen ini kebanyakan berisi mengenai jumlah logistik, daftar nama pengungsi yang datang, daftar nama orang hilang, komplain-komplain pengungsi, lalu surat permintaan obat-obatan, daftar kondisi petugas, lalu ditambah jumlah orang yang berlatih dll.

Dari semua dokumen itu, ada sesuatu yang akan menjadi masalah besar tidak lama lagi. Masalah itu adalah logistik.

Jumlah yang kita punya disini hanya akan bertahan selama seminggu jika tidak segera di atasi.

Seperti yang kita tahu, hubungan tempat ini dengan pemerintah sudah terputus, bahkan aku sudah tidak pernah melihat helikopter yang biasa terbang di segala tempat.

Entah helikopter-helikopter itu sudah jatuh di tangan monster atau karena sudah tidak di gunakan lagi.

Oh, dan mengejutkannya adalah di tempat ini si Sutrejo sempat menyembunyikan 1 helikopter.

Sersan Candra sempat datang dan memberiku beberapa pertanyaan, setelah itu dia pergi ke barak persama pak tua George.

Untuk Rio, dia sedang bersama dokter bernama Erika dan Intan di tenda kesehatan.

Intan sedang di ajari ilmu kesehatan oleh dokter Erika, walaupun aku tidak berharap banyak dari Intan mengetahui bagaimana dia.

Ha ha ha........

Bagaimana dengan Felicia, Kevin, Haris dan Reni?

Felicia sedang membantu membuat tombak dari kayu seadanya.

Kevin sedang melatih para pasukan untuk menggunakan tombak. Bahkan ada beberapa pemuda dari pengungsian yang ikut. Dan itu sangat menguntungkan karena kami butuh orang sebanyak mungkin.

Lagipula, para tentara tidak butuh waktu lama untuk menguasai cara menggunakan tombak, sedangkan para pemuda yang ikut membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk menguasai dasar-dasarnya.

Ya tidak apa-apa, setidaknya mereka mau berusaha.

Haris sedang berpatroli menyusuri tembok terluar, jujur dari semua orang disini Haris adalah orang terkuat tetapi dia tidak bisa mengajari kemampuan sihir anginnya kepada orang lain karena dia tidak tahu caranya.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang