Aku sendiri di bawah semesta yang sedang bersenandung ria.
Atmosfernya adalah hikayat sukma yang sedang bergelut dengan selaksa tanya.
Ada bahasa dan makna yang tersirat antara dua jiwa. Salah satu di antaranya memutuskan untuk menunggu, sedangkan yang satunya lagi memutuskan untuk berlalu.
Pengibaratannya seperti lampu-lampu jalanan itu, senantiasa temaram dan hanya akan menjadi patung. Atau seperti orang yang lupa dengan arah pulang, hati yang sedang ingin tualang namun bingung alang.
Adalah aku yang tetap pendirian pada sepanjang penantian.
Adalah aku sang pengembara yang tetap memeluk semua kenangan di tengah perjalanan.
Walau kesepian dengan kenyataan yang tak sesuai harapan.
Di sudut mana lagi, perkotaan ini menjadi saksi atas semua kisah. Perbincangan yang tak perlu atau sekarang kita yang saling membisu.
Di waktu kapan lagi, jika setiap harinya adalah kita pada dua tahun yang sudah lalu. Lembaran buku yang kian usang, kau diamkan ia hingga menjadi debu.
Aku rindu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
RomanceHighest rank #1 in Quotes 18/01/2019 "Karena sajak tidak akan pernah berbohong. Sajak adalah suara hati dari penulisnya, dan mungkin kita sedang mengalami hal yang sama."