#004 : Tanpa Nama Pengirim

1.3K 62 3
                                    

Waktu di mana langkah kaki kita bertemu, tapi bukan dengan tatap kita. Kau tahu aku sangat merindukanmu sampai-sampai rembulan pun bosan mendengar namamu yang selalu kusebut.

Apa yang dapat kulakukan sekarang adalah berharap. Sayangnya kau tiada menyadari barang sedikitpun. Jika dengan diam seperti ini terus tidak membuatmu semakin menjauh maka aku pasrah saja. Memberimu cinta dan doa terbaik dari pengagum rahasia sepertiku.

Aku pernah mencoba ingin bertegur sapa denganmu walau degup jantungku berpacu dengan cepat saat itu. Namun seseorang lebih dulu mengambilmu. Dalam waktu singkat, benda yang tak bertulang dan bersarang dalam dada ini langsung remuk hingga menjadi kepingan.

Aku sadar diantara kita banyak perbedaan sampai sangat sulit untuk diwujudkan. Seharusnya memang begitu aku yang mundur perlahan dan kau bahagia dengan seseorang yang pantas kau cintakan. Sesuatu untuk jatuh denganmu yang tak pernah aku rencanakan. Apalah daya kasih ini tak mampu kuhentikan dan tiang yang kubangun senantiasa kau abaikan.

Sederhana saja aku adalah pemeran pembantu untuk jalan cerita asmaramu atau orang di balik panggung sandiwara yang tak ditadir untuk ada di sampingmu. Dan punggungmu itu begitu teduh untuk kunikmati sebentar sebab kau tak pernah mau untuk melihatku.

Hei, aku ini rindu! tidakkah kau mendengar suara hatiku?

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang