#137 : Permohonan

46 2 0
                                    

/1/

Senantiasa menginginkanmu pulang; menumpuk harapan hingga menjadi bukit lalu melepaskan rasanya begitu sulit.

Aku mohon, sekiranya ada satu kesempatan untuk kubuktikan bahwa aku memang benar-benar mencintaimu.

Benar-benar mengagumi sejak semesta memperkenalkanmu padaku untuk pertama kali.

Di mana kunci untuk kubuka lagi salah satu dari sekian banyak pintu hatimu?

Apakah aku harus mencarinya di dasar samudera dan tenggelam sendirian?

Maka dari itu; izinkan aku menetap di hatimu sebentar, agar ada kesan yang indah dan akhirnya kau akan melihat juangku.

/2/

Aku tak akan kembali. Sudah kututup segala pintu yang menghubungkanku pada kenangan masa lalu.

Tak lagi dapat kudengar suaramu, atau tawamu yang dulu mengukir senyum pada bibirku.

Engkau telah kulupakan, sebab mencintai dalam kesendirian tidaklah mudah bagi gadis biasa sepertiku.

Kesempatan yang mana lagi yang kau pinta? Kesempatan yang seperti apa? Berkali-kali maaf kuberikan agar engkau sadar dan paham bahwa rasaku seutuhnya milikmu.

Maaf, kau bukan lagi tujuanku. Kau bukan lagi rumah bagi hatiku untuk menetap, dan kau telah kuusir jauh dari hatiku. Sungguh, tidak ada lagi ruang bagimu untuk tetap tinggal dan kembali pada masa lampau.

Maaf, mungkin aku bukan yang terbaik untukmu. Dan engkau memang bukan yang terbaik untukku.

- Riau, 31.5.19,
goresan tinta Arkhan & Yani

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang