#152 : Membatu

29 0 0
                                    

Aku telah memahami bagaimana rasanya menjadi matamu. Lalu mengerti apa yang kau rasakan saat menatapku adalah kelabu.

Aku menemuimu di antara keramaian di bumi dengan menggunakan intuisi, sementara kau tak mau kutemui dan kembali berlari.

Aku ingin menggemakanmu sebagai puisi yang takkan pernah habis disuarakan. Tanpa titik ataupun koma. Tapi sayang, kau telah menjadi penghapus untuk setiap sajakku.

Hal yang patut kamu ketahui adalah tiada luka yang lebih dalam selain luka darimu yang merobek tulang-tulang sendiku. Tentang kamu yang membatu.

—30 Agustus 2019
Riau

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang