#119 : Sepasang Mata Diam

65 1 0
                                    

Sesaat, sepasang mata diam; saling membaca tanda-tanda yang berserakan di tepian lorong.

Maka luluh lantaklah pertahanan saat itu, pada kisah yang terpenggal di penghujung senja nan membuta.

Setelah hari-hari memayungi bisu serta ribuan pekik yang tak tertangkap indra pendengaran.

Semuanya menyeruah, terlepas dari angan yang tak tergapai menyeretmu.

Untuk jejak-jejak kaki yang sekian lama menghilang menyisakan rindu yang semakin menjulang.

Sesaat, sepasang mata diam; saling menuai embun yang tertangkap dalam kabut sendu.

Atau merdu ombak yang hingga kini tak lekang dari ingatan, tak jua menghapus jejak-jejak yang tertinggal.

Paradigma retinamu menghunus jantung saat pikiran mulai berlari pada kenangan yang terjal.

Keletihan menerka dan menduga isyarat, maka hujan pun jatuh dari bola mataku.

Saat kusadari sepasang mata diam itu tidak pernah ada.

Kamis, 14 Feb, Riau
17:36

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang