Sesaat, sepasang mata diam; saling membaca tanda-tanda yang berserakan di tepian lorong.
Maka luluh lantaklah pertahanan saat itu, pada kisah yang terpenggal di penghujung senja nan membuta.
Setelah hari-hari memayungi bisu serta ribuan pekik yang tak tertangkap indra pendengaran.
Semuanya menyeruah, terlepas dari angan yang tak tergapai menyeretmu.
Untuk jejak-jejak kaki yang sekian lama menghilang menyisakan rindu yang semakin menjulang.
Sesaat, sepasang mata diam; saling menuai embun yang tertangkap dalam kabut sendu.
Atau merdu ombak yang hingga kini tak lekang dari ingatan, tak jua menghapus jejak-jejak yang tertinggal.
Paradigma retinamu menghunus jantung saat pikiran mulai berlari pada kenangan yang terjal.
Keletihan menerka dan menduga isyarat, maka hujan pun jatuh dari bola mataku.
Saat kusadari sepasang mata diam itu tidak pernah ada.
Kamis, 14 Feb, Riau
17:36
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
RomantizmHighest rank #1 in Quotes 18/01/2019 "Karena sajak tidak akan pernah berbohong. Sajak adalah suara hati dari penulisnya, dan mungkin kita sedang mengalami hal yang sama."