Dulu nafas kita tercekat di antara basah pelupuk mata.
Membimbang nada-nada harmoniku hilang sudah di suam malam.
Siluet rindu menuliskan nelangsa bersama semesta yang berjenaka.
Hingga porak dalam amuk atma; orkestra ombak tidak mengisyaratkan apa-apa.
Tapi tak henti kuayunkan langkah memungut titik demi titik yang berlalu di antariksa.
Hingga porak dalam amuk atma; orkestra ombak tidak mengisyaratkan apa-apa.
Hilang pijakan jantung kenangan dengan enigma rasaku terjebak.
Masa senja merasa adalah hal yang lebih memabukkan daripada manisnya buah bibirmu.
Aku tersesat mengeja perpisahan dalam cinta yang sekarat.
Kemudian menyusup pada jendela kamar sembari hujan menguyupi; kau bangunkan harapan yang sempat mati.
Jika kembalimu nyata maka cicipilah segelintir deritaku saat kau pergi tanpa kata.
Rabu, 30 Jan 2019, Riau
18:29
![](https://img.wattpad.com/cover/116503872-288-k182566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
RomanceHighest rank #1 in Quotes 18/01/2019 "Karena sajak tidak akan pernah berbohong. Sajak adalah suara hati dari penulisnya, dan mungkin kita sedang mengalami hal yang sama."