#033 : LAUT

227 13 0
                                    

Laut.

Selalu punya cara untuk menyibak kembali kenangan pada secercik batu-batu. Ombak yang meneriaki rindu pada setiap angin nan merendah-rendah.

Gemuruh menampar bibir pantai dengan sadis, sedikit terkikis-kikis. Awan sengaja tertawa dari singgasana, menyematkan salam pada laut yang sedang marah.

Ada apa?

Aku terlalu bodoh untuk membaca bahasa alam.

Yang kutahu matahari bersembunyi di kaki langit sana. Ketika aku berada di separuh senja, gemericik buih itu menghitung bintang-bintang. Ada yang luput dari sela jemari, ternyata sang bayu menghilang.

Terakhir dia mengabarkan firasat. Entah itu buruk atau bahagia, aku masih punya siasat. Tapi atas apa yang aku lihat, mungkin semua ini adalah tipu muslihat.

Siapa?

Perahu-perahu penuh ikan, malam akrab dengan jaring yang berkawan. Kelam ingin menguasai, memperebut laut dari pandangan. Bersetubuh dengan hujan, suasana kegelapan.

Riuhnya menerbangkan semua yang ada, bintang-gemintang jatuh menangis tersedu-sedu. Awan hitam semakin tertawa, memecahkan semesta.

Ada apa?

Minggu, 2 Des 2018, Riau
13:32

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang