Hai, Jingga.
Apa kabar?
Sudah lama mata kita tak saling tatap. Sudah jauh jalan yang telah kita tinggalkan. Hari itu aku memilih berjalan ke timur, sementara kau berjalan ke arah barat.
Kita saling meninggalkan, kala itu. Aku masih saja berharap padamu, memelihara pucuk pengharapan yang mengatasnamakanmu, mengatasnamakan cinta. Namun kau tak pernah menyadari apa-apa.
Aku masih saja menjadi orang idiot yang sumringah ketika melihat pantulanmu. Aku masih saja sibuk mencari keberadaanmu meskipun jejak kakimu sudah hilang dimakan waktu.
Jingga.
Aku masih menunggumu pada batas senja yang direbut oleh malam. Penantianku selalu gagal, kau tak lagi pernah datang dan malam mengejekku dengan kelamnya yang mencekam.
Jingga.
Sampai detik ini aku masih saja percaya bahwa kau akan datang, meski sendiri dalam gelap, aku tetap akan memilih menjadi orang bodoh yang menunggumu.
Aku tahu bahwa kau tidak akan pernah kembali.
Puisi; @yaniserizefanya
![](https://img.wattpad.com/cover/116503872-288-k182566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Roman d'amourHighest rank #1 in Quotes 18/01/2019 "Karena sajak tidak akan pernah berbohong. Sajak adalah suara hati dari penulisnya, dan mungkin kita sedang mengalami hal yang sama."