Kawan,
panggungmu tanpa penonton;
kau sendirian.
Di sebalik tirai, kau sibuk
mempertahankan
dialog-dialog egomu.
Tak lagi menginginkan
aku menjadi tokoh
dalam ceritamu.Apa salahku?
Kawan,
mari berteduh sejenak.
Dari hujan yang
mengguyurmu,
aku tahu
kau sedang sakit.
Cukuplah bermain,
sekarang waktunya
kau mendengar rindu
yang tertahan
di sela tangisan.Kawan,
lembar pertama yang
kutulis adalah
namamu, tentangmu,
tentang kita.
Ada seribu senyum
yang terlintas, namun
yang paling berkesan
adalah milikmu.Kawan,
aku tahu
pkiran kita kadang
tidak sejalan.
Tapi selalu ada celah
untuk tetap
sama-sama berjalan.Kawan,
pertemuan kita
bukanlah sebuah
kebetulan.
Kau dan aku adalah
sebuah pilihan.
Tetap menyokongmu
itu keputusan, sampai bisa
menghantarmu di depan
pintu kesuksesan.
Meski jalan kita
masih panjang, tak pernah
ada secuil niat pun
untuk melupakan.Kawan,
mari berteduh sejenak
sekali lagi.
Di bawah payung ini,
berteriaklah jika
hatimu memanas.
Pukullah aku jika
bisa meluruhkan
amarahmu.
Karena akan lebih baik
dibanding harus
melihatmu rapuh.Kawan,
lekaslah pulang agar kita bisa
merajut pelangi dengan
benang-benang kasih,
yang sudah tercipta kembali.Senin, 24 Des 2018, Riau
16:27

KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
RomansaHighest rank #1 in Quotes 18/01/2019 "Karena sajak tidak akan pernah berbohong. Sajak adalah suara hati dari penulisnya, dan mungkin kita sedang mengalami hal yang sama."