#025 : Aku atau Kamu yang Pergi

298 20 0
                                    

Jangan ada aku di aksaramu.

Jangan terlalu berfikir bahwa aku masih mengharapkanmu.

Jelas-jelas aku sudah pergi tanpa keberatan. Kau kenapa meminta dengan pemaksaan, aku sudah tak ingin menjadikanmu pilihan.

Kau dan aku sudah pisah jalan. Walau sulit cobalah bunuh harapanmu dengan perlahan. Aku ingin kau lepaskan.

Jangan ada aku di puisimu.

Jangan terlalu berfikir bahwa aku akan kembali bersamamu.

Jelas-jelas aku sudah mengabaikan tanpa penjelasan. Harusnya kau paham bahwa kau memuakkan.

Kau dan aku sudah tak sama, puan. Tanpa aku, mulai sekarang kau carilah kebahagiaan. Kepunyaanmu sendiri pada yang baru dalam kehidupan.

Aku dengan kendaraan yang baru, kau masih juga mengemis kasihan.

Kau patut tahu hatiku takkan jadi utuh sebab kau hancurkan jadi kepingan!

Atap yang pernah menjadi saksi atau serangkaian cerita di penghujung senja adalah perihal yang menyakitkan.

Taburan kata romantis yang sekarang sudah membasi, aku tak lagi sudi.

Tangan yang saling bertautan atau potret wajah adalah lukisan yang sudah kubakar dengan api frustasi.

Berlari kau membawa belati untuk kau tusuk pada jantungmu sendiri, sadari!

Aku sudah pergi.

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang