Tiga.Tiga

813 90 1
                                    

Inu baru bangun sekitar jam 5.30 pagi. Namun saat ia keluar dari kamarnya, ia tidak melihat Dafa yang seharusnya sedang tertidur di depan televisi berlayar datar miliknya itu.

Ia mengecek kamar mandinya, dan ternyata Dafa juga tidak ada di dalamnya.

Agak sedikit panik juga pikirannya. Tapi berhubung, semua barang-barang muridnya itu masih ada di dalam kosannya, jadi ia tak begitu mencemaskannya.

Cklek...

"Pak Inu, ini udah aku buatin sarapan ya -- nasi goreng pakai telur ceplok.."

Inu yang sudah menutup pintu kamar mandi dan melepas kaos tidurnya, lantas membukanya kembali.

"Kau itu, kalau mau kemana-mana kan bisa bilang dulu.."

"Gak usah cerewet deh jadi orang..." Sahut Dafa sambil keluar kembali dari kamar kos Inu.

"Kau mau kemana lagi?"

"Ke bawah. Ada urusan sebentar."

Inu agak penasaran juga yang dilakukan oleh Dafa belakangan ini. Sering bangun pagi, dan terlebih dia selalu langsung meninggalkan kamar kosannya tanpa sepengetahuannya.

Selesai mandi, Inu bergegas memakai kemeja biru tuanya. Membawa sepiring nasi goreng buatan Dafa ke bawah. Karena rencananya ia akan makan di bawah bersama dengan...

Seketika Inu diam mematung, melihat sebuah pemandangan mengejutkan di hadapannya itu.

"Jangan bohong ya!! Pokoknya yang udah makan, harus bayar...!"

"Aku udah loh, Fa.."

"Aku juga udah kali, Fa.."

"Oke-oke." Dafa mengangguk-angguk. "Untuk nanti malam, kalian mau aku buatin apa?"

"Apa aja deh, Fa. Yang penting budgetnya jangan sampai lima belas ribu ya.."

"Lima belas ribu apa maksudnya nih?" kemunculan Inu langsung disambut meriah oleh penghuni kos lainnya.

"Ini loh Mas, kita lagi pesen buat makan malam nanti sama Dafa.." Jelas Ayu.

Inu menarik salah satu kursi makan. Ia memperhatikan kotak kardus bekas sepatu yang ada di sebelah tempat sendok itu. Tadinya ia tidak tahu isi di dalamnya apa. Sampai kemudian, Dafa mengeluarkan lembara uang kertas dalam berbagai nominal dan kondisi juga uang logam yang ada di dalamnya.

"Nasi goreng buat gue mana, Fa?"

Dafa celingukka kesana kemari. "Udah habis, Tante Wiwik.."

"Apa-apaan?!! Kan kemarin aku sudah pesan --- ihhh, Dafa kok jahat banget sih?!"

"Aku cuma masak sedikit, soalnya persediaan berasku juga udah habis." Jawab Dafa polos.

Wiwik melirik pada sepiring nasi goreng milik Inu yang masih utuh. "Mas Inu --- itu kok dianggurin sih.."

"Mau? Nih..."

"Jangan!" Dafa langsung melarangnya keras. "Pak Inu gimana sih?! Kan ini sengaja aku buat yang spesial untuk Pak Inu..!" Mata Dafa membulat penuh. "Kalau sampai gak dimakan, aku Pak Inu nanti ileran loh pas lagi tidur..."

"Terus aku sarapan sama apa?"

Dafa memutar bola matanya. "Aku masih punya tiramisu di kulkas atas. Mau gak?"

"Seriusan, Fa?!!"

"Tapi sepotongnya sepuluh ribu ya.."

"Gak masalah! Buruan ya..!"

Dafa pun langsung melesat ke kamar Inu. Lalu kembali dengan membawa sepotong tiramisu dingin yang kelihatannya sangat lezat dan menggoda itu.

"Woiii, apaan tuh?!! Bagi-bagi dong!!" Teriak Ayu yang baru aja selesai mandi. Kelihatan dari handuk merah muda yang membungkus kepalanya itu.

GrowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang