Enam.Lima

670 79 3
                                    

"Pagi, tante -- Hassel.."

Sandra yang sedang mengambilkan nasi untuk anaknya, lantas menoleh. Melempar senyum pada pemuda manis, berwajah oriental itu.

"Sarapan bareng, Kinno?"

Kinno menggeleng. Menjawab dengan sopan. "Terima kasih. Tapi tadi aku sudah sarapan di rumah."

"Peraturan di rumah ini itu, tidak boleh bohong." Celetuk Hassel.

Tak berapa lama Nata pun muncul. Namun pagi ini dia muncul dengan penampilannya yang tak biasa. Dia terlihat membawa sebuah tas ransel dan tas jinjing yang tak seberapa besar.

"Sarapan dulu aja. Aku gak mau kalau nanti kau sampai pingsan." tukas Nata tak sungguh-sungguh.

Nata duduk di sebelah Sandra. Meneguk susu hangatnya dan melahap roti bakar berselai blueberry.

"Nanti aku mau ke Bandung, tante."

Ketiga orang di dekatnya lantas menoleh. Reaksi yang mereka perlihatkan pun sepertinya sama. Sama-sama tak menyangka dengan apa yang dikatakan Nata barusan.

"Menurutmu, nanti kita enaknya naik apa?" Tanya Nata pada Kinno. "Bis aja enak sepertinya."

"Tapi kau bilang kalau hari ini ---"

Nata mengeluarkan ponselnya. Membuka beberapa notes penting yang sudah disimpannya. "Habis dari Bandung, kita akan ke Yogya, terus lanjut ke Surabaya, dan terakhir Bali."

"Kak Nata kok mau jalan-jalan gak ngajak aku sih?!"

"Kau kan lagi ulangan, Hassel."

"Emang gak bisa tungguin aku?!"

"Nata, kenapa kau mengatakannya dadakan?" Sandra menyelak. "Kalau tahu kau mau pergi kan, Tante bisa siapkan bekal untukmu."

"Gak usah, Tante." Jawabnya cepat. "Oh ya, di dala. tas jinjingku ini ada baju-baju, sama perlengkapan menulis. Nanti, kalau ada orang kesini mencariku, tolong kasihin ini ya."

Sandra mengangguk paham. Sebenarnya ia sadar kalau beberapa hari ini, tingkah Nata makin aneh. Kadang Nata itu melakukan sesuatu yang diluar kebiasaan dan nalar.

"Kenapa gak naik mobilku aja?"

Nata pun menoleh pada Kinno. "Kau yakin sanggup?"

"Ehmmm --" Kinno kelihatan ragu.

"Oke. Kita naik mobilmu aja. Tapi dengan satu catatan, kalau kau capek, kita harus istirahat dulu."

Keduanya memulai perjalanan menuju Bandung di jam 8 pagi. Dan baru memasuki kawasan kota kembang di pertengahan hari. Gerimis menyambut kedatangan keduanya.

Sepanjang perjalanan, keduanya tak banyak saling berbicara. Hanya sesekali melakukan perbincangan seperlunya.

"Hmmm, kita cari hotel dulu kali ya?" Tanya Nata.

Kinno pun menoleh sambil mengangguk. "Boleh."

Mobil Kinno pun berbelok memasuki sebuah hotel bintang berbintang. Tidak begitu besar dan mewah. Tapi Nata merasa kalau hotel ini sangat-sangat nyaman untuk di tinggali sementara, dan strategis juga posisinya.

"Kita cari makan dulu kali ya?" Tanya Nata.

Kinno mengangguk pelan. Wajahnya kelihatan sangat lelah. Matanya pun sudah memerah.

"Aku aja yang beli. Kau istirahat aja." Sambung Nata. "Ukuran baju kau?"

Kinno tak menjawab. Ia memang sudah lelah dan ngantuk. Tapi menjaga dan mengikuti kemanapun Nata pergi, adalah merupakan tugas utamanya.

GrowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang