"HASSEL...!!"
Nata langsung berhenti seketika. Ia berpura-pura melihat botol sampo khusus kucing. Sebetulnya ia malu bukan main saat Sandra dan Hassel harus terus kucing-kucingan seperti ini.
Lebih baik ia belanja sendiri, ketimbang harus bersama dengan ibu dan anak yang tak pernah akur itu.
"Maksud kau apa, Hassel?!" Suara Sandra melengking hingga ke lorong rak sebelah.
"Ihh, jangan ditaroh lagi, mami!! Itu kan persediaan makanan buat piknik besok malam..!!"
"Piknik apa?!"
"Ya piknik sama teman-teman Hassel, mami!!"
Sandra mencium bau gelagat tidak beres. Tempo lalu, saat anaknya itu mengatakan akan piknik dengan teman-temannya, tahu-tahu malah mendirikan tenda dan api unggun di halaman depan rumahnya yang sempit.
Dan yang lebih membuat heboh, Hassel menyalakan api unggun itu dengan sebotol bensin. Hampir saja kebakaran hebat terjadi malam itu.
"Gak ada piknik-piknikkan! Memangnya kau ini umur berapa?!"
"Mami ihh, kayak gak pernah muda aja! Dasar..!"
Kali ini Sandra tak bermain tangan. Tapi ia mengembalikan semua makanan dan barang-barang yang sudah memenuhi troli belanjaan Hassel.
"Mau piknik apaan, pakai beli bantal baru segala!" Sandra melirik tajam.
"Bantal Hassel kan mami ilerin, jadinya bau!!"
"Hassel..!"
"Tau ahh!! Pokoknya Hassel mau beli!! Lagian Hassel kan belinya pake uang sendiri, mami..!!"
"Uang Kak Nata!" Sandra memelotot.
"Uang Kak Nata itu uang Hassel! Tapi uang Hassel ya uang Hassel!!"
Sandra sampai menggeleng sambil memijat dahinya. Untung saja, saat ini tidak sedang dalam rangka bulan suci ramadhan. Kalau iya -- bisa batal puasanya.
"Terserah kau saja! Tapi kau harus bawa belanjaanmu sendiri nanti!"
"Bodo!"
Hassel pun sudah melesat kembali dengan trolinya. Dan di ujung sana, Sandra melihat anaknya itu sedang mengambil sekarung pupuk yang entah untuk apa.
"Susunya mbok sudah habis belum ya, Tante?"
Sandra berfikir sejenak. "Tante juga gak tahu deh. Tapi rasa-rasanya sih sudah.."
Nata pun mengambil empat kotak besar susu kalsium untuk kaum manula itu.
"Kau beli cokelat banyak sekali.."
Nata mengulas senyum. "Sudah lama aku tak pernah memberikan sesuatu pada karyawan-karyawanku. Mereka pasti suka kan, tante?"
Gredeekk.. Greedeekk..
Hassel sengaja melintas. "Duhh, jangan ngerumpi di tengah jalan ya. Menghalangi aja!" Katanya dengan tatapan sinis.
Sontak dahi Sandra mengerenyit. Dia merasa seperti ada sesuatu yang aneh dengan anaknya itu. Tapi apa ya...?
Sandra mendorong troli Nata. "Masih ada yang mau dibeli?"
"Hmmm..., kayaknya sih sudah cukup. Tante."
Sandra mengangguk. Keduanya memutuskan untuk membawa troli yang sudah penuh dengan makanan itu menuju kasir.
"Nah kan, ini troli anak itu. Mana dia?!"
Sandra mengedarkan pandangannya. Dan seketika ia meradang kembali. Di kejauhan sana ia melihat Hassel sedang mendorong troli lain dengan wajah gembira sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing
Mystery / ThrillerApa kalian pernah merasakan bagaimana rasanya terkurung di dalam rumah sendiri selama 10 tahun lamanya? Tanpa pernah melihat matahari, langit biru, gumpalan awan, rintik hujan, kilatan petir, dan tanah yang berlumpur... Tapi tunggulah ketika ia sud...