Sejujurnya Sandra tidak cukup bahagia dengan acara pengangkatan jabatan dirinya ini. Jika kemarin-kemarin dia sangat ingin mencapai posisi puncak manager di perusahaan asuransi tempatnya bekerja. Namun pada hari ini, dia kelihatan lesu sekali. Padahal dengan naiknya jabatan ini, sudah dipastikan gaji yang akan diterimanya pun meningkat sampai tujuh kali lipat. Itupun belum ditambah dengan berbagai tunjangan lainnya.
"Hei, nyonya kita ini kenapa sih?" Tanya seorang teman kerjanya penasaran.
"Tahu nih si Sandra. Orang mah ya, dimana-mana tuh kalau habis naik jabatan ya yang sumringah kek gitu.." Teman lainnya menimpali.
Sandra menyengir saja. Sekali lagi, dia mencoba menghubungi nomer rumahnya, nomer handphone Nata, dan juga nomer handphone Hassel. Namun tetap saja, dia tidak berhasil tersambung dengan Hassel dan Nata.
"Mungkin mereka sudah tidur, Sandra.."
Sandra memutar bola matanya. "Rama, Bali dan Jakarta itu cuma beda satu jam. Dan gak mungkin banget kalau Hassel sudah tidur jam segini.."
Sandra kembali berusaha menghubungi anaknya. Karena dari kemarin lusa, ia dan anaknya itu cuma bisa saling bertegur sapa sekali saja melalui telepon.
"Besok juga kan kita sudah kembali. Jadi, tidak ada yang perlu dicemaskan kan?"
"Ayolah, San... Kita have fun disini!"
"Kapan lagi sih kita bisa kumpul-kumpul seperti sekarang? Bebas dari suami dan anak-anak, hahahaa...!!"
Sandra menyengir saja. Meskipun Hassel itu sangat menyebalkan, namun kalau sudah tidak bertemu hampir seminggu lamanya, kan dia kangen juga. Apalagi tangannya sudah gatel ingin mencubit pipi anaknya itu.
Ringg.. Ring..
Sandra terkesiap. Sebuah panggilan facetime dari nomer anaknya.
Klik..
'MAMI ADA APA SIH TELEPON-TELEPONIN HASSEL TERUS?!!'
Sandra melongok. Kenapa penampilan anaknya itu berbeda sekali ya? Seperti ada sesuatu yang...
'Kak Nata, Mbok Sumirah masuk angin tuh gimana dong?!?'
Kali ini Sandra bukan hanya melongok. Tapi kedua matanya itu membulat, saat kamera depan handphone anaknya itu bergerak menyorot berbagai obyek.
"HASSEL KAU LAGI DIMANA?!!"
Teriakkan Sandra itu kontan membuat semua rekan kerjanya menoleh. Dan tak sedikit dari mereka yang penasaran, hingga akhirnya datang mendekat.
"HASSEL, JAWAB MAMI..!!"
'Perasaan tadi Hassel udah masukkin minyak angin di tas deh..'
Krsskk...
'Kalau gitu kau beli saja, Hassel.'
Sandra memelotot bukan main. Jelas yang dikenakan Nata itu adalah pakaian musim dingin. Dengan topi kupluk, jaket berbulu tebal, dan juga kacamata hitam yang menutupi kedua matanya.
"Aku sepertinya tahu tempat itu --" Gumam Rama.
"HASSEL..!!"
'MAMI APAAN SIH, BERISIK BANGET?!! MBOK SUMIRAH LAGI SAKIT TAHU..!!'
"SEKARANG KAU LAGI DIMANA?!"
'Di Bandara Narita. Emangnya kenapa?'
"Yup! Narita. Aku gak akan pernah lupa dengan bandara itu.." Rama malah berkelakar.
'KENAPA MAMI MELOTOT?!' Suara Hassel begitu nyaring terdengar. 'Emangnya cuma mami doang yang bisa jalan-jalan?! Hassel sama Kak Nata juga bisa dongg...!'
"Hassel --- bercandamu itu sama sekali tidak lucu.." Wajah Sandra kian pucat. Pikirannya bercabang kemana-mana. Bagaimana mungkin anaknya yang baru berumur 8 tahun itu bisa keluar negeri? Dengan Nata yang tidak bisa melihat, dan juga Mbok Sumirah yang tidak tahu apa-apa...
'Hassel, sebentar lagi pesawat kita akan take off. Sebaiknya kita harus cepat naik..'
'Udah dulu ya, Mi. Nanti kalau Hassel udah sampai di Italia, Hassel telepon lagi. Dadah, mami cerewet...'
Klik..!
Sandra berusaha menghubungi balik nomer anaknya itu. Namun yang ia dengar cuma mesin penjawab otomatis dari operator. Bahkan sampai tengah malam ia mencoba, hasilnya pun sia-sia saja.
Sampai kemudian, Sandra seperti mendapatkan sebuah pencerahan. Tiba-tiba ia teringat akan akun sosial media milik Hassel. Ia lantas membukanya, dan ia nyaris mendapat serangan jantung saat melihat koleksi foto Hassel dan Nata yang diunggah di dalamnya.
"Mustahil -- ini tidak mungkin!! Ini pasti cuma mimpi...!"
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing
Mystery / ThrillerApa kalian pernah merasakan bagaimana rasanya terkurung di dalam rumah sendiri selama 10 tahun lamanya? Tanpa pernah melihat matahari, langit biru, gumpalan awan, rintik hujan, kilatan petir, dan tanah yang berlumpur... Tapi tunggulah ketika ia sud...