Enam.Tujuh

641 81 3
                                    

Kinno terbangun tengah malam, karena ia merasa ingin buang air kecil. Selain itu, kerongkongannya pun dirasa kering sekali.

Saat ia keluar dari kamarnya, ia mendengar suara pelan televisi dari ruang tengah. Ia menghampirinya. Mendapati Nata yang tengah tertidur dengan posisi duduk dan kepala di atas meja.

Kinno menggeleng heran sekaligus takjub. Beginilah Nata yang dikenalnya sebagai seorang pekerja keras.

Klik!

Kinno mematikan televisi. Lalu ia merebahkan tubuh Nata, dan menyelimutinya. Namun, saat dia akan mematikan laptop milik Nata, ia nyaris tak berkedip dengan apa yang dilihat di layar laptop itu.

Kinno menggeser kursor dari satu tab ke tab lainnya. Wajahnya berubah serius dan tegang.

'Kenapa dia membuka website SMK Ellite Rovario..?'

Kinno terus menscroll hingga ke bagian bawah. Lalu tepat di halaman itulah, matanya membelalak dan jantungnya berdegup kencang.

'Dafa?!! Dia mencari tahu informasi tentang Dafa? Untuk apa dia melakukannya?'

Lalu Kinno makin terkejut saat dia membuka satu persatu tab yang ada di jendela chrome laptop Nata.

'Julian? Gabriel? Tita? Sheila? Eka? Dia --- darimana dia tahu tentang mereka?'

Kinno lantas menatap Nata. Hatinya makin bergemuruh. Firasatnya makin kuat, tentang sosok Nata yang sesungguhnya.

"Nata --- apa yang sebenarnya sedang kau rencanakan? Kenapa kau melakukan ini semua kepadaku dan yang lainnya...?"





Keesokkan paginya...

Tok.. Tok..

"Kalau mami jangan masuk!! Ini kamar khusus anak laki-laki yang sedang menuju kedewasaan..!!" Suara Hassel melengking dari dalam.

"Ini aku, Kinno."

Cklek..!

"Kalau masuk, cepat tutup pintunya dan tutup lagi. Hassel gak mau kalau ibu-ibu tukang rumpi itu sampai masuk ke kamar ini.."

Kinno menyengir saja. Sebenarnya kalau enggak terpaksa banget, ia juga malas ketemu sama Hassel. Tapi berhubung ini adalah perintah dari Nata, mau tak mau ia harus melaksanakannya.

"Kata Nata baju laundrynya --"

"Tuhh, taruh disana aja..!" Hassel menunjuk pada lemari kayu besar di dekat jendela.

Ini bukan kali pertamanya Kinno masuk ke dalam kamarnya Nata dan Hassel. Tapi tiap kali dia masuk, dia begitu penasaran sekali dengan laci-laci di lemarinya Nata. Selipan-selipan buku tebal yang entah apa isinya. Sampai ke bawah kasur yang tiap malam selalu ditiduri oleh Nata.

Kinno rasa dan yakin, bahwa di kamar ini -- dia bisa menemukan sebuah petunjuk. Petunjuk yang akan mengarahkannya pada sebuah pembuktian. Bukti bahwa Nata itu adalah sebenarnya Dafa.

Tiba-tiba perhatiannya tertuju pada sebuah bingkai foto diatas meja belajar milik Hassel. Tidak terlalu besar. Namun cukup menonjol dan menyita perhatian.

GrowingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang