Nata sadar diri dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Meskipun ia menganggap bisa melakukan apapun dengan usahanya sendiri, dan tidak membutuhkan bantuan orang lain -- namun tetap saja untuk beberapa urusan, dia masih memerlukan campur tangan orang lain.
Seperti misalnya ketika dia ingin mengambil uang di atm, dia pasti akan selalu mengajak Hassel untuk menemaninya.
Dan ketika ia ingin membelikan sebuah hadiah untuk Sandra ataupun Hassel, dia tidak akan bisa melakukannya seorang diri.
Malam-malamnya kini tak bisa dilaluinya dengan tenang. Tawaran Sandra untuk mengoperasi kornea matanya itu agar bisa melihat kembali, malah membuatnya tak bisa tidur.
Sejujurnya ia masih ingin bisa melihat birunya langit dan lautan samudera. Dan ia juga masih bisa ingin melihat matahari juga pelangi.
Tapi ada satu ketakutan yang membuatnya benar-benar harus berfikir ratusan kali, untuk menerima tawaran itu.
"Kak Nata kenapa sih bengong aja?!" Celoteh Hassel dengan mulut yang masih penuh dengan omelete keju dan daging asap kesukaannya.
Nata menggeleng pelan. Ia meletakkan sendoknya. Menandakan kalau ia menyudahi acara makan malamnya.
"Tante --"
Sandra yang sedang mengambil air minum pada dispenser lantas menoleh.
"Apakah penawaran itu masih berlaku...?"
Seketika Sandra menghampiri pemuda itu. Menarik kursi makan dan duduk sambil menggenggam tangan Nata.
"Tentu saja, Nata.."
Nata terdiam sesaat. Mungkin ini adalah memang keputusan terbaik yang akan dipilihnya.
"Tapi tante, aku ---"
"SELESAIII..!!" Hassel tiba-tiba berteriak lantang. "HABIS INI MAU MAIN GAME DULU AH, BARU BELAJAR..."
Sandra refleks meraih serbet makan dan melemparkan pada anaknya itu.
"Mami jelek, weekkkss...!"
Kalau saja ia tidak sedang dikondisi seperti sekarang ini, sudah pasti Hassel akan habis dijewer olehnya.
"Tante.."
"Iya, Nata..."
"Apa kemungkinannya besar, untuk aku bisa melihat kembali?"
"Nata sayang --" Sandra mengelus punggung tangan Nata. "Kau sendiri kan sudah dengar, kalau memang -- kornea mata itu cocok denganmu.."
"Bagaimana kalau ternyata tidak berhasil?"
"Nata, jika kita sebagai manusia sudah berusaha semaksimal mungkin. Maka untuk hasil akhirnya, biarlah kita pasrahkan pada Allah. Karena Dia-lah yang maha berkehendak atas segala sesuatu.."
Nata terdiam. "Baiklah, tante. Aku mau."
"Nata...!!!" Sandra menarik Nata ke dalam dekapannya.
"Tapi tante, jika nanti aku bisa melihat kembali --- aku cuma minta satu hal dari tante.."
"Apa itu, Nata?" Sandra melepaskan dekapannya.
"Tante tidak boleh melarang setiap apa yang akan kulakukan."
"Nata..."
"Apakah Tante Sandra bisa memegang janji ini?"
"Oke. Tante janji, Nata! Tante tidak akan pernah melarang kau melakukan apapun..!"
Nata tersenyum simpul. "Terima kasih, tante."
#####
Dengan angkuhnya, Hassel memamerkan kartu kredit bergambar tokoh superhero si manusia kelelawar alias batman, pada teman-teman sebayanya.
"Keren kan kartu ku ini..!? Ada namanya juga loh -- Hassel Darmawan.."
"Wahhh, tapi itu bukan kartu mainan kan, Hassel?" salah satu temannya agak ragu.
"Kau jangan ngawur dasar wajah bintik-bintik!!" Hassel memelotot. "Dengan kartu ini, aku bisa ambil uang banyak banget dari mesin atm..!"
"Memangnya kau bisa?"
"Kalian lupa ya, kalau aku itu kan asistennya Kak Nata. Jadi, semua keuangan Kak Nata itu aku yang mengatur..."
"Kau hebat ya, Hassel! Pasti kalau kau sudah besar nanti, kau akan jadi pemadam kebakaran kan?!!"
Hassel berkacak pinggang. "Aku akan jadi pahlawan rajawali! Yang akan melindungi kalian semua dari godaan anak nakal dan preman pasar yang jelek itu!"
Setelah puas menyombongkan diri dengan perkataan yang sulit dimengerti, para bocah itupun mengendarai sepeda mereka menuju SPBU yang ada di depan jalan raya sana.
Tujuannya tidak lain adalah untuk membuktikan pada teman-temannya, bahwa Hassel bisa mengambil uang dari mesin atm, dan juga berjanji akan membelikan ikan cupang dan kelereng untuk teman-temannya itu.
Sesampainya di SPBU, para bocah itu memarkirkan sepedanya dengan sangat rapih dan teratur.
"Pak satpam, tolong jagain sepeda kita semua ya. Soalnya sepeda kita itu sepeda mahal.." Kata Hassel yang lagaknya seperti pemimpin dari kesemua teman-temannya itu.
Kedelapan bocah itu beramai-ramai memasuki ruang atm. Penuh sesak memang. Namun para bocah itu kelihatan antusias sekali. Terlebih saat mereka melihat kartu plastik yang dimasukkan Hassel itu, langsung ditelan habis oleh mesin itu.
"Aku juga nanti mau minta dibelikan kartu itu ah sama nenek.."
"Ehh Santi, memangnya kau itu orang kaya seperti aku?" Hassel mendelik sebal pada anak cewek dengan dua jepit merah di kepalanya itu.
"Kalau belinya di warung Lastri ada gak ya?"
"Ya enggak ada, Ridho! Kau ini kebanyakkan makan ayam goreng sih, jadinya bodoh!"
Hassel pun mengetikkan enam digit pin. Lalu dia berfikir sejenak sebelum menekan tombol selanjutnya.
"Ehh, di luar ada dua orang mencurigakan..!" Celoteh seorang bocah.
Hassel menoleh. Dan memang benar, ia memang melihat dua orang pria sedang mengawasinya dengan tatapan mata tajam sekali.
"Kalian semua harus melindungi aku! Kita bentuk formasi gugusan andromeda zig-zag! Oke!!"
"Siap, komandan!!" Seluruh anak-anak itu berteriak kompak.
Sejumlah uang akhirnya keluar dari mesin atm itu. Hassel buru-buru memasukkan uang itu ke dalam saku celananya. Dan setelahnya ia langsung memberi aba-aba pada teman-temannya itu membentuk formasi sesuai instruksinya tadi.
"Kita ketemu di KFC ya!!"
"Oke!!"
Namun bukan Hassel kalau tidak melakukan sebuah kecerobohan.
Kedua pria itu masuk bersamaan ke dalam bilik atm. Lalu mereka menemukan sebuah kartu plastik hitam bergambar batman yang baru keluar sebagian dari lubang kartu mesin atm itu.
Dan bukan cuma kartu itu saja yang tertinggal, Hassel pun meninggalkan handphone yang baru dibelikan Nata sebagai hadiah karena puasanya full satu bulan penuh, pada bulan ramadhan lalu.
"Mau kita apakan ini?" Tanya pria bertopi hitam itu.
Pria yang lebih pendek dan muda dari pria satunya, mengulas senyum tipis. "Anak itu memang selalu menyusahkan bisanya."
"Apa kau mengenalnya?"
"Gak terlalu. Hanya saja, aku dan dia --- sudah pernah bertemu beberapa kali sebelumnya." Pria bermata kecil itu mengamati iPhone X milik Hassel. "Hassel -- Nata. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan kedua nama dan wajah mereka itu..."
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing
Mystery / ThrillerApa kalian pernah merasakan bagaimana rasanya terkurung di dalam rumah sendiri selama 10 tahun lamanya? Tanpa pernah melihat matahari, langit biru, gumpalan awan, rintik hujan, kilatan petir, dan tanah yang berlumpur... Tapi tunggulah ketika ia sud...