Suara kepala sekolah terdengar dari pengeras suara disegala penjuru sekolah. Di podium auditorium, dengan berwibawa, kepala sekolah berbicara kepada murid-murid yang duduk rapi dibawahnya. Hari ini adalah hari terakhir sekolah untuk menyambut libur musim panas. Upacara penutupan pun dilakukan seperti biasanya. Pidato kepala sekolah, nasehat-nasehatnya yang mengharukan, dan ucapan-ucapan selamat atas kelulusan murid kelas 3.
Hari ini, dimana bunga sakura yang terakhir gugur, para murid merentangkan sayapnya terbang menuju kebabasan dibawah panas teriknya matahari. Aku juga bersiap-siap untuk menyambut libur panjang yang menantiku. Tapi libur itu baru akan datang seminggu lagi karena ada kelas-kelas tambahan yang menantiku.
Kelas tambahan biasanya dilakukan selama seminggu. Murid-murid yang mendapat nilai jelek di ujian bulan lalu wajib memperbaiki nilai dengan mengikutk pelajaran tambahan. Yume Tachibana adalah salah satunya.
Saat aku berjalan menuju kelas 2-D untuk memberikan pelajaran tambahan, beberapa murid di koridor menyapaku lalu berbisik. Beberapa bahkan hanya menatapku saja. Ah, rupanya mereka sudah dengar.
Ketika karyawisata, entah darimana dan bagaimana, beredar gosip diseluruh kelas 2 bahwa aku dan Iida Sensei memiliki hubungan pribadi. Hal itu diperkuat dengan kebersamaan kami sepanjang karyawisata. Kenapa bisa begitu? Iida Sensei lah yang mempunyai ide itu.
"Bukankah gampang membuatnya terlihat seakan-akan pertunanganmu itu nyata?!" Kata Iida Sensei padaku.
"Misalnya, berduaan saja denganku selama karyawisata. Pastikan salah satu murid perempuan melihat. Dengan sendirinya, hubungan yang tadi-tadinya tidak ada akan muncul seakan-akan memang nyata."
Aku tidak menanggapinya saat itu. Sampai aku benar-benar terpaksa mengatakannya pada Choko Yamashita.
Malam itu adalah malam terakhir kami di penginapan kota F, karena itu kami mengadakan barbeque dan menyalakan api unggun. Banyak hal terjadi. Salah satunya kehadiran Choko Yamashita dalam kamarku di penginapan. Entah bagaimana caranya, Yamashita berhasil masuk ke dalam kamarku.
"Takka Sensei. Kali ini aku serius mengatakannya. Aku mencintai Takka Sensei!" Kata Yamashita.
Saat itu yang ada dalam pikiranku hanya satu. Apa yang akan terjadi jika guru lain yang menjadi teman sekamarku tiba-tiba masuk dan melihat kami. Berduaan. Murid dan guru. Di dalam kamar!
"Yamashita. Ayo, kita bicarakan ini diluar."
"Tidak!" Yamashita menolak. Dia lalu duduk diatas tempat tidurku. "Kalau kita pergi ke luar, Takka Sensei akan kabur. Takka Sensei tidak pernah menganggapku serius!"
"Kali ini aku serius. Kita bicarakan ini diluar."
"Tidak mau! Kalau bukan sekarang, aku tidak akan punya kesempatan lagi."
"Dari awalpun kau tidak punya!" Bentakku tanpa sadar.
Yamashita terdiam. Kedua matanya berair dan dia terisak sejadi-jadinya. "Padahal aku benar-benar mencintai Takka Sensei! Tidakkah Sensei menyadarinya? Semua usahaku untuk mendekati Takka Sensei selama ini, apa Sensei tidak melihatnya?"
"Yamashita, tolong hentikan ini. Mari keluar lalu aku akan mendengar semua keinginanmu."
"Bohong!" Seru Yamashita. "Sensei tidak pernah mau mendengarku. Diluar sana maupun disini. Bahkan saat ini pun Takka Sensei hanya memikirkan diri sendiri! Takut kalau sampai ada orang yang melihat kita!"
Yamashita mengusap matanya. Tiba-tiba dia menandangku dan tersenyum. "Jadi biar saja mereka melihat. Biarkan mereka melihatku disini."
Tangan Yamashita membuka kancing pakaiannya. Sebelum kancing kedua dia lepas, aku menarik tangannya. Terpaksa menariknya dengan agak kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Notice me, Sensei !
RomanceYume Tachibana, gadis polkadot yang jatuh cinta pada guru matematika. Yume gadis yang tertutup, selalu terlihat lelah dan tampak tidak menarik. Menjalani masa sekolah tanpa gairah anak muda, dia melanjutkan hidup seperti sebuah kewajiban hingga suat...