(65) Kunjungan

154 18 12
                                    

Kereta terakhir malam itu menerobos membelah angin dan berhenti di stasiun. Yume berlari kecil menuju kereta dan dengan leluasa menunggu hingga pintunya terbuka. Penumpang kereta malam tidak sebanyak jam-jam aktivitas yang ramai dan tergesa-gesa.

Setelah kenaikan pangkat yang mengejutkan dan obrolan manis bersama Presdir perusahaan, Yume merasa ulang tahunnya kali ini benar-benar membawa dia ke suatu level yang berbeda dalam hidupnya.

Kereta itu melaju dan dengan cepat meninggalkan Tokyo. Walau pekerjaannya sepanjang hari sangat melelahkan, Yume tidak bisa tidak menjenguk Azusa. Tepat saat ia membereskan bawaannya untuk pulang, Kakeru mengabari bahwa Azusa akan melahirkan malam ini.

Gelap saat kereta memasuki terowongan berganti dengan bias cahaya bulan yang begitu cantik pada permukaan laut. Yume menyandarkan kepala di jendela kaca kereta, matanya mengikuti gerak ombak yang konsisten sambil memikirkan rumah.

Kakeru menyambut Yume di lobby rumah sakit dengan senyum khasnya dan memeluk gadis itu penuh kasih, Yume dengan kikuk balas memeluknya.

"Terima kasih sudah datang, dan selamat ulang tahun."

"Terima kasih, bagaimana kondisi Azusa?"

"Lebih baik dari yang kubayangkan. Ini adalah pertama kalinya untukku, aku bahkan lebih panik dari pada Azusa sendiri."

"Hei," Yume menyapa Azusa. Wajahnya nampak jelas menahan kesakitan.

Azusa tersenyum saat Yume mendekat, "Sebenarnya kau tidak perlu datang malam ini juga, kan? Tapi, terima kasih sudah datang."

"Aku hanya berpikir bahwa Kakeru sendirian saja mungkin akan menakutkan baginya. Bagaimana perasaanmu?"

"Sangat hebat, aku tidak sabar. Omong-omong, selamat ulang tahun. Pasti lucu jika anak ini lahir sebelum jam 12, dia akan lahir di hari yang sama denganmu."

Pintu kamar terbuka dan beberapa perawat masuk dan menyapa mereka. "Sonohara-san, dokter telah menunggu di ruang persalinan." Mereka mendorong ranjang yang di tempati Azusa sementara Kakeru dan Yume menyusul di belakang.

"Apa sudah waktunya?" Tanya Kakeru bukan pada siapa-siapa.

Yume merasa ikut tegang saat pintu ruangan ditutup dan mereka hanya bisa menunggu di balik tembok-tembok putihnya. "Aku yakin dia akan baik-baik saja." Gumam Yume.

Setelah trauma yang pernah dialami Azusa, sekarang Yume bisa melihat harapan dalam mata Azusa, dia sangat siap dan mantap untuk menghadirkan buah cintanya dengan Kakeru ke dunia. Yume hampir menangis saat mendengar suara tangis bayi hampir setengah jam kemudian. Kakeru meringsut ke lantai dengan penuh syukur.

Pintu terbuka, seorang pria yang sepertinya memegang peran besar di dalam sana keluar lebih dulu dan berbicara kepada Kakeru. Tampaknya semua berjalan lancar karena Kakeru membungkuk penuh terima kasih dan terdengar dokter itu memberi ucapan selamat padanya.

Kemudian dua orang perawat ikut keluar, salah satu diantara mereka menggendong bayi mungil dalam balutan selimut hangat dan masih menangis dengan lantang. Mereka membawanya untuk dilakukan pemeriksaan mendalam di ruangan yang lebih bersih. Tidak lama kemudian ranjang Azusa di dorong keluar, kali ini Kakeru ikut mendampinginya.

"Sonohara-san, saat ini istri anda dalam kondisi yang baik, tapi dia cukup kelelahan karena proses persalinan, sebaiknya istri anda beristirahat sebentar."

"Baik, terima kasih, Sensei*."

"Anda boleh ikut dengan saya untuk melihat bayi laki-laki anda, Sonohara-san."

Yume tersenyum pada Kakeru saat mendengar dokter mengatakan bahwa bayi laki-laki mereka normal dan sehat. "Aku akan bersama Azusa disini." Kata Yume.

Notice me, Sensei !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang