Keributan.
Tentu saja akan ada keributan internal karena keputusan Michiru untuk membatalkan penampilan dua model papan atas yang baru saja mengalami kecelakaan di belakang panggung. Selain presdir Mori sendiri, Yume tahu tidak ada yang memiliki suara mengintimidasi di perusahaan selain sekretaris pribadi presdir, Tzusune Ono. Sepertinya perkataan Michiru tidak meleset, terlalu lama bekerja pada seseorang bisa membuatmu memiliki kebiasaan-kebiasaan orang itu juga.
"Em.. Permisi," Yume mendorong pintu perlahan.
"Kau tidak mengerti, bukan hanya tamu yang akan kecewa, mereka sebagai model pun akan merasa direndahkan."
"Aku sudah memikirkan itu dan aku akan bicara dengan mereka-"
"Ini bukan hanya tentang mereka. Kepercayaan agensi mereka dengan perusahaan kita juga bisa berkurang."
"Aku rasa agensi seharusnya berterima kasih karena Michiru Senpai sangat memperhatikan mereka. Kebaikan ini tidak seharusnya dianggap sesuatu yang merendahkan." Kata Yume.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Tsuzune.
"Dia hanya akan melapor, aku yang memanggilnya untuk melapor jika semua sudah siap."
"Tidak ada yang siap. Semuanya berantakan dan aku tidak tahu apa yang akan Shachou katakan."
Yume tersenyum dan menghampiri Michiru, "Semuanya akan baik-baik saja, percayalah."
"Tiga puluh menit lagi, ini bukan waktunya kalian berdebat, kan? Ono-san, anda terlihat sangat lelah dan frustasi, maaf, tapi itu bukan ekspresi yang ingin dilihat tamu. Sebaiknya anda bersiap." Yume mendorong sekretaris presdir keluar dengan mulus.
"Aku tidak siap." Ujar Michiru.
"Senpai!" Yume berdecak pinggang dihadapan Michiru. "Kau lebih dari siap. Ini adalah harimu, jangan cemaskan apapun. Serahkan semuanya padaku dan pergilah keluar."
"Kau satu-satunya mata, telinga dan mulutku di ruang ganti. Tolong,"
"Jangan katakan apapun lagi dan pergi sambut tamu-tamumu. Aku tidak akan mengecewakanmu, Senpai."
Michiru akhirnya keluar untuk mengecek semua persiapan dan menemui para modelnya sebelum pintu aula dibuka. Para reporter telah siap dengan kamera, mereka mulai memotret saat pintu dibuka lebar. Peragaan busana ini bukan acara pertamanya, dia sudah cukup sering mengadakan peragaan sehingga seharusnya dia tidak gugup seperti sekarang.
Yume mengintip dari balik panggung putih marmer. Alih-alih gugup, Yume merasa takjub. Tamu-tamu yang mulai menempati kursi mereka bukan wajah-wajah asing, semua orang itu datang dengan memamerkan busana mereka sendiri. Sponsor maupun milik pribadi, mereka keren, pikir Yume.
***
Sejauh ini acara berjalan sangat lancar. Semuanya baik-baik saja. Tapi semakin para model itu mondar-mandir, semakin Michiru berkeringat dingin. Disebelahnya, Tsuzune duduk bagai patung tanpa ekspresi, benar-benar lihai menyembunyikan perasaannya.
"Ini dia, kedua model itu tidak bisa tampil. Sekarang mereka pasti kerepotan di ruang ganti." Bisik Tsuzune.
Michiru berusaha mengabaikannya, tapi detik demi detik berlalu dan belum ada siapapun yang muncul, dia semakin resah saat tatapan salah satu pengamat fashion beradu dengannya. Michiru memaksakan senyum paling manis yang bisa dia tampilkan dan berpura-pura mengajak Tsuzune bicara. "Aku akan pergi memeriksa-"
#Bam!
Lampu-lampu padam dan seketika ruangan menjadi gelap diikuti suara nafas terkejut para penonton. Michiru bergegas berdiri sebelum orang-orang mulai panik, disaat itu juga pintu aula terbuka dan cahaya dari luar menyilaukan mata mereka. Bayangan di tanah yang membentuk sepasang manusia meyakinkan Michiru bahwa mereka bukan hantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Notice me, Sensei !
RomansaYume Tachibana, gadis polkadot yang jatuh cinta pada guru matematika. Yume gadis yang tertutup, selalu terlihat lelah dan tampak tidak menarik. Menjalani masa sekolah tanpa gairah anak muda, dia melanjutkan hidup seperti sebuah kewajiban hingga suat...