(53) Keberanian

103 19 1
                                    

Berkunjungnya Nanami kembali ke Jepang seakan membawa angin segar dalam kehidupan mereka. Keadaan Kurumi semakin membaik dengan cepat, Kento yang semakin jarang terlihat garang dan membolos, Haruto semakin bekerja keras di tempat kerja paruh waktunya, dan Yume tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan persahabatan mereka.

Acara penutupan Festival Sekolah akhirnya dimulai. Tiga hari berturut-turut sekolah itu dibuka untuk umum, publik menyaksikan pameran-pameran kreatif para siswa, lomba olahraga, lomba cerdas cermat, sampai lomba-lomba ringan yang bisa diikuti pengunjung dari luar sekolah seperti lomba memasak.

"Yume!" Nanami melambai kearah Yume.

Yume terkejut melihat gadis cantik itu datang ke acara festival lagi, beberapa siswa yang mengenal Nanami pun turut menyapanya. Di sampingnya berdiri Kento dengan kikuk, mengenakan pakaian casual dan anting hitam menggantung di salah satu kupingnya.

"Dimana Haruto?" Tanya Yume.

"Dia akan datang, mungkin tepat sebelum acara penutupan," Jawab Nanami.

"Dia sedang bersama Kurumi." Kento memperjelas.

"Oh, baiklah. Kalian ingin kemana sekarang?"

"Ayo kita pergi makan dorayaki lalu mendaftar untuk lomba masak, bagaimana?" Usul Nanami.

Kento menggeleng dengan tegas. "Tidak, jangan lomba masak."

"Kenapa? Jangan bilang kau ingin menonton pertunjukan sulap di lantai empat?!"

"Pertunjukan sulap?" Tanya Yume.

"Iya, nih dia terus menggenggam brosur iklannya."

"Kalau tidak mau aku bisa pergi sendiri,"

"Apa? Tidak boleh, kau harus menemaniku. Pokoknya ikut lomba masak!"

"Aku mana bisa masak?"

"Kau temani aku saja, Kento. Aku tidak bisa ikut kalau pesertanya hanya aku. Harus 2 orang. Aku bisa masak, kok."

Kento menatap Nanami dengan tidak percaya. "Kapan terakhir kau masak?"

"Saat acara camping sekolah di kelas tiga SMP."

"Kau sudah gila,"

"Oh, ayolah!"

"Teman-teman," Yume menyadarkan mereka berdua. "Waktu kalian habis hanya untuk bertengkar."

"Ah benar juga, lebih baik kita pergi membeli dorayaki."

"Nanami, maaf, aku tidak bisa ikut. Aku harus-"

"Tachibana-san?!" Salah seorang siswa berlari keluar ruangan klub fashion dan memanggil Yume sebelum Yume menyelesaikan kalimatnya.

"Sekarang waktunya siap-siap." Kata anggota klub fashiom itu.

"Siap-siap?" Tanya Nanami dan Kento.

Yume menunduk malu. "Aku harus ikut peragaan busana di panggung sore ini."

"Benarkah?" Pekik Nanami.

"Hebat," Gumam Kento.

"Apa yang harus kulakukan? Aku malu sekali," Ucap Yume.

"Tenang saja, aku akan segera menghubungi Haruto. Kita akan duduk di barisan paling depan supaya bisa menyemangatimu." Nanami langsung sibuk dengan ponselnya.

Yume semakin gugup karenanya, membayangkan namanya akan diteriakkan oleh teman-temannya, membayangkan tatapan seluruh siswa tertuju padanya, dan dia harus berusaha melangkah anggun diatas panggung. Hal yang amat mustahil dia lakukan menjadi semakin mustahil ketika dibayangkan.

Notice me, Sensei !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang